BATAM TERKINI
Tak Lagi Berfungsi Jadi Gedung MTQ, Museum Raja Ali Haji Batam Sudah Punya Plang Nama
Plang nama Museum Raja Ali Haji Batam yang berada di Dataran Engku Puteri akhirnya terpasang setelah dikerjakan sejak November 2019.
Bahkan, cerita sejarah Batam ini dituangkan dalam bentuk dua dimensi.
Foto-foto tiap masa ditempel di dinding museum secara berurutan.
Dari Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Batam (OB), BJ Habibie, lalu Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, dan Khasanah Melayu.
"Termasuk masa pembangunan infrastruktur atau Batam sekarang semua bisa dilihat di sini (museum). LAM juga akan memberikan benda-benda pusaka sejarah melayu," jelas Ardi.
Museum ini juga akan diisi berbagai benda yang terkait dengan kebudayaan masyarakat melayu di Batam.
Seperti peralatan tradisional, upacara adat, pakaian adat, peninggalan sejarah, hingga keramik-keramik kuno.
"Ada banyak benda bersejarah yang bisa diketahui ketika mereka berkunjung ke Museum Batam," bebernya.
Ardi mengatakan kehadiran museum ini diharapkan dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.
Baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sekaligus untuk memenuhi kebutuhan warga Batam dalam mendapatkan informasi seputar sejarah peradaban di Batam.
"Selain menjadi destinasi wisata. Museum ini juga sebagai edukasi bagi pelajar di Batam," harap pria kelahiran Selat Panjang itu.
Sebelumnya Museum Batam yang telah terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kini menunjukkan beberapa koleksinya yang cukup menarik.
Salah satunya Bangkeng.
Bangkeng merupakan tempat menyimpan baju pengantin melayu yang diperkirakan berusia lebih dari 100 tahun sudah terpajang di Museum Batam di Dataran Engku Putri.
Selain bangkeng atau ruko, juga terlihat peralatan rumah berbahan kuningan yang sangat khas dari kebudayaan melayu.