BATAM TERKINI
Tak Lagi Berfungsi Jadi Gedung MTQ, Museum Raja Ali Haji Batam Sudah Punya Plang Nama
Plang nama Museum Raja Ali Haji Batam yang berada di Dataran Engku Puteri akhirnya terpasang setelah dikerjakan sejak November 2019.
Seperti pahar, tempat hidangan berkaki. Kemudian semberit, tempat hidangan berkaki ukuran kecil.
Selanjutnya ada talam, tempat hidangan tak berkaki. Serta sanggan atau alas dan sangku tempat air cuci tangan.
“Ini juga ada tepak sirih yang berisikan kacip untuk membelah pinang; cembul tempat pinang, gambir, tembakau, dan kapur; alas tepak yang disebut puan, serta keto tempat membuang sisa makan sirih pinang," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata di sela-sela pengisian koleksi Museum Batam.
Pada koleksi di sudut “Masa Riau Lingga” tersebut juga terlihat kaki dian atau tempat meletakkan lilin.
Selain itu juga terdapat embat-embat, tempat air wangi. Dan kupi, tempat menyimpan peralatan menjahit.
Koleksi lain yang dimiliki Museum Batam untuk perlengkapan rumah masyarakat melayu zaman dahulu adalah belange obat periuk.
Yaitu tempat untuk merebus ramuan obat-obatan. Juga terlihat tempat air basuh tangan, lekar atau alas periuk, hingga tudung saji.
“Di sisi lain museum ini juga akan ada galeri foto sejarah Batam, dari zaman Belanda sampai sekarang,” tutur mantan Kepala Bagian Humas Setdako Batam ini.
Museum yang berada di Dataran Engku Puteri ini mengambil bangunan eks Astaka MTQ Nasional 2014 ini terdaftar dalam basis data museum se-Indonesia milik Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dengan nomor 21.71.U.05.200. (tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)