JELANG KONSESI ATB BERAKHIR

Nilai Investasi ATB Capai Rp 1 Triliun Lebih Selama 25 Tahun Konsesi Air Berjalan

Saat ini ATB sudah berinvestasi Rp 1,017 triliun. Perlu pembahasan lebih lanjut soal nilai investasi pengembalian BP Batam kepada ATB.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ICHWAN NUR FADILLAH
Head of Corporate Secretary ATB, Maria Y. Jacobus. 

Namun dia memastikan, hingga kontrak atau konsesi ini usai ATB akan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi warga Batam. 

Termasuk beberapa penguatan suplai di banyak daerah seperti Bengkong, Batu Aji, dan Tanjung Uncang.

"Perlu diketahui jika kami juga berkontribusi untuk mendukung pelebaran jalan di Batam. Berapa banyak pipa kami terkena imbasnya akibat pelebaran jalan?

Lalu tiba-tiba telpon masuk menyebut pipa bocor, dan meminta kami segera bersikap responsif. Apakah yang lain siap dengan hal ini?," pungkasnya. 

ATB Minta BP Batam Undang Diskusi Soal Konsesi dan Peralihan

Kontrak PT Adhya Tirta Batam (ATB) dalam pengelolaan air di Batam akan segera berakhir.

Menanggapi hal ini, Head of Corporate Secretary ATB, Maria Y. Jacobus mengaku yang namanya kontrak wajar saja ada tanggal mulai dan akhir.

Namun yang disayangkan hingga saat ini Badan Pengusahaan (BP) Batam belum memberikan perhatian bagaimana proses pengakhiran itu dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.

"Baik hak dan kewajiban BP maupun ATB. Ini yang kami tunggu sebenarnya dalam kelanjutan dalam pembahasan pelaksanaan hak dan kewajiban," ujar Maria di Kantor ATB Lantai 7, Jumat (24/1/2020)..

Maria melanjutkan, hal yang perlu didiskusikan misalnya nilai investasi yang akan dikembalikan. Belum tentu nilai yang dikembalikan prespektif dari pihak yang memberi kontrak dan dikontrak.

"Tetapi ada diperjanjian konsesi yang sudah diatur nilai investasi yang dikembalikan. Tentu BP Batam juga harus melakukan verifikasi, perhitungan ulang dan begitu juga dengan ATB.

Bagaimana nilai investasi dengan fasilitas-fasilitas baru apakah masuk dalam hitungan BP Batam yang harus diperhitungkan dan membayar kepada ATB," paparnya.

Koridor dan kerangka pengakhiran konsesi inilah yang lebih utama hak dan kewajibannya. 

Menurutnya perencanaan pasca 2020 harus sudah dibicarakan, bagaimana waktu investasi berkelanjutan. Sementara sudah dibatasi November 2020 mendatang.

"Semua menggiring November habis, setelah November siapa yang melakukan investasi? Kalau BUMN siap ambil alih silahkan saja," tuturnya.

Ironisnya lagi, kata dia ketersediaan air baku di Batam saja saat ini sudah memprihatinkan. Bahkan sudah dalam posisi minus.

Maria menilai, persiapan pemerintah dalam pengakhiran konsesi dan peralihan ini minim. Padahal Batam sedang didorong sebagai kota pertumbuhan ekonomi.

"Kami berharap BP Batam mengundang untuk diskusi. Anda lanjut atau tak mau lanjut, anda suka atau tidak suka please invite us," tegasnya.

Pihaknya sudah menyampaikan surat kepada BP Batam terakhir konsesi ini. Namun sayangnya belum ada balasan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved