Perundungan Siswi SMK Anambas Berakhir Damai, Orang Tua dan Guru Sepakat Mediasi

Kasus perundungan (bully) siswi SMK di Anambas berakhir damai. Didampingi perwakilan Polres dan KPPAD Anambas, orang tua dan guru sepakat mediasi.

tribunbatam.id/istimewa
Proses mediasi antara orang tua siswi dengan pihak sekolah di ruang guru sebuah sekolah kejuruan di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, Anambas, Sabtu (25/1/2020). 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Kasus perundungan (bully) yang sempat viral di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri beberapa waktu menemui titik terang.

Orang tua siswi melakukan mediasi dengan oknum guru sebuah sekolah kejuruan di Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

Selain didampingi oleh Kasatreskrim Polres Anambas, Iptu Julius Silain, proses mediasi itu turut disaksikan komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Ronald Sianipar. 

Kasus perundungan antara seorang siswi dengan oknum guru ini sebelumnya menjadi atensi DPRD Provinsi Kepri.

"Proses mediasinya dilakukan Sabtu (25/1) dari pukul 10.30 sampai pukul 11.30 WIB di ruang guru sekolah kejuruan tersebut," ucap Ketua KPPAD Ronald, Minggu (26/1/2020).

Ronald mengatakan, mediasi tersebut ditanda tangani secara tertulis oleh kedua belah pihak.

Keduanya menyampaikan permintaan maaf bahwa kejadian tersebut tidak mutlak.

"Ini sebagai bukti adanya kesadaran tanpa menonjolkan egois demi tercapainya mufakat," ucapnya.

Diketahui, siswi tersebut sudah kembali melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Jadi Perhatian DPRD Provinsi Kepri

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri sebelumnya melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait siswi SMK Anambas yang merasa dibully hingga enggan bersekolah.

Usai penjelasan dari Kepala Sekolah SMKN 1 Anambas Tugiono, kini giliran siswi korban bully, Ar diberi kesempatan bicara oleh Wakil Ketua Komisi lV DPRD Kepri Sirajudin Nur.

Dalam pengakuannya, ia membantah pernyataan kepala sekolah atas dirinya berpegangan tangan, dan berbuat mesum saat berada di dalam kapal roro.

 

"Kenapa nggak mau saya sekolah, karena saya sudah malu. Satu sekolah tahunya saya melakukan mesum saat di roro itu, saya malu pak, nama baik saya sudah tercemar," sebutnya masih dalam kondisi menangis.

Ia melanjutkan, oknum guru yang mengeluarkan kata kasar tersebut meminta dirinya memanggil orang tua siswi itu.

 Perlukah Kartu Ujian Tes CPNS di Anambas Dilegalisir? Ini Penjelasan BKPSDM

 Peminat Calon Panitia Pemilihan Kecamatan di Bintan Minim, Baru 31 Pendaftar, Tersisa 3 Hari Lagi

"Guru itu ada manggil saya ke kantor, dan bilang panggil orang tua kamu ke sekolah. Pas orang tua datang, orang tua saya malah dihina pak," sebutnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved