VIRUS CORONA
Bahan Baku dari China Berkurang Akibat Corona, Pengusaha Batam Mulai Cari Pengganti Dari Eropa
Menyebarnya virus corona di China/Tiongkok telah berimbas terhadap berkurangnya pasokan bahan baku industri ke Batam.
Bahan Baku dari China Berkurang, Pengusaha Batam Mulai Cari Pengganti Dari Eropa
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Menyebarnya virus corona di China/Tiongkok telah berimbas terhadap berkurangnya pasokan bahan baku industri ke Batam.
Hal ini turut menjadi kekhawatiran para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri.
Terkait bahan baku, ada beberapa Penanaman Modal Asing (PMA) yang sudah mengeluh terkait delay shipment.
Mengingat, perusahaan di China sebelumnya libur Imlek ditambah lagi merebaknya vrus corona membuat mereka memperpanjang libur lagi hingga akhir Februari.
"Kondisi ini berpotensi bahan baku kita tak bisa impor dari Tiongkok. Pengaruhnya sangat besar. Kalau bahan baku dari China tak bisa masuk karena shutdownnya operasional di sana, maka akan potensi masalah besar di produksinya," ujar Wakil Koordinator HKI Kepri Tjaw Hoeing di Kantor BP Batam, Selasa (18/2/2020).
Berdasarkan data BPS, hampir 50 persen bahan baku yang digunakan untuk beroperasi di Batam, didatangkan dari Tiongkok.
Sementara, saat ini negara tersebut tengah menjadi sorotan oleh adanya virus corona yang berimbas tutup dan tidak beroperasinya beberapa perusahaan yang menyuplai bahan baku.
"Terhentinya operasional dari perusahaan di Tiongkok oleh merebaknya virus corona menimbulkan kekhawatiran dan sedikit banyak berpengaruh ke industri di Batam. Khususnya yang mendatangkan bahan baku dari Tiongkok," ujarnya.
Ia melanjutkan, sebagai wujud antisipasinya para pengusaha mencari open market atau bahan baku melalui Eropa.
Cara itu akan dijadikan alternatifnya sementara.
Apabila jika kondisi ini terus berkelanjutan, bisa dipastikan akan menimbulkan dampak terburuk. Yakni bakal merumahkan karyawannya.
"Yang kita takutkan shutdown di China itu terus berlanjut. Tapi kita tak tahu ini terjadi atau tidak. Untuk itu, kita harus mencari solusilah. Karena tak hanya Indonesia, globalnya ada China. Jadi bukan masalah Indonesia saja sebenarnya. Dan dampak yang paling terburuknya adalah bakal ada karyawan yang di rumahkan hingga adanya kejelasan terkait bahan baku ini," paparnya.
• Akibat Virus Corona, Singapura Terancam Resesi, Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi
Ditempat yang sama, Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto mengakui dari BP sendiri tak punya langkah dalam mengatasi virus corona ini.
Pihaknya hanya sebagai pendukung investasi saja, tidak terjun langsung dalam pengurusan impor.
"Kita hanya dukungan investasi saja. Kalau sampai impor bahan baku dengan kasus corona yah, akan kami diskusikan lagi. Tapi saya rasa BP Batam tak punya program langsung ke situ," ujarnya.
Sebelumnya dampak penyebaran virus corona di berbagai negara, sejumlah makanan dan minuman dari Cina ke Batam, dihentikan. Kondisi ini membuat jumlah stok barang menipis di Batam dan berdampak kepada meningkatnya harga barang.
Sebagai menanggulangi masalah tersebut, Wali Kota Batam ex Officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi, mengakui Batam segera mencari daerah atau negara lain yang menjadi sumber penyuplai makanan dan minuman sebagai pengganti Cina.
Kebutuhan pokok tersebut di antaranya, seperti buah-buahan, sayur mayur, bawang putih dan sebagainya.
"Kita lagi usahakan dalam negeri dan dari negara asing. Kalau dari Cina tidak bisa, harus dicari dari daerah atau negara lain," ujarnya.
Diakuinya ia sudah meminta importir menyiapkan langkah untuk mengimpor dari tempat lain.
Pihaknya mendorong importir, pasalnya mereka yang mengetahui pilihan terbaik daerah atau negara lain untuk menyuplay kebutuhan Batam.
"Kita minta importir menyiapkan. Pemain utamanya importir. Jadi harus cari tahu dari mana lebih mudah. Minta cari tahu juga ke Singapura, karena barang ka Batam lewat Singapura," himbaunya.
Ia menambahkan kegiatan impor atau pasokan makanan dan termaksud sayuran, seperti bawang putih, peran lebih besar di importir. (tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)