Dampak Virus Corona Singapura Terancam Resesi, Pengusaha di Batam Khawatir
Dampak virus Corona menghantam perekonomian Singapura hingga terancam resesi. Pengusaha Batam pun waswas
Jika Singapura mengalami perlambatan ekonomi, maka permintaan produk dari Batam juga bisa dipastikan akan menurun.
"Akibatnya bisa mengancam perekonomian Batam untuk jangka pendek dan menengah," tuturnya.
Berdasarkan data BPS Kepri, posisi ekspor Kepri terbesar ke Singapura, China lalu Amerika. Tercatat data per Desember 2019, Tiongkok berkontribusi 11,70 persen terhadap impor Kepri. Secara keseluruhan, impor dari Tiongkok senilai 1.194,61 juta dolar Amerika (1,1 miliar dolar Amerika) di 2019.
Memang masih kalah jauh dari Singapura yang merupakan mitra utama Kepri dengan nilai impor capai 4.616,61 juta dolar Amerika (4,6 miliar dolar Amerika).
"Tak ada alternatif lain karena susah. Singapura itu Center yang terbesar," jelasnya.
Ancaman resesi
Menurut Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dampak wabah virus corona terhadap ekonomi telah melebihi dampak Sars, atau sindrom pernafasan akut yang parah, pada tahun 2003.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah kita akan mengalami resesi atau tidak. Itu mungkin, tapi pasti ekonomi kita akan terpukul," katanya kepada wartawan, Jumat (14 Februari) saat berkunjung ke Terminal 3 Bandara Changi seperti yang dikutip Straits Times.
Dampaknya, khususnya di beberapa kuartal mendatang, akan menjadi signifikan karena negara itu memerangi "wabah yang sangat hebat".
"Ini sudah jauh lebih banyak daripada Sars, dan ekonomi kawasan itu saling terkait. China, khususnya, terkena dampak yang jauh lebih besar di kawasan itu," tambahnya.
Mengutip Straits Times, Singapura terkena Sars pada Maret 2003. Butuh waktu lima bulan, hingga Juli tahun itu, untuk memberantas penyakit ini di Negeri Merlion tersebut.
"Itu, saya pikir, sangat cepat. Saya berharap tidak terlalu cepat kali ini," kata PM Lee.
Singapura berupaya mengatasi penyakit coronavirus, yang dikenal sebagai Covid-19, yang pertama kali dilaporkan di kota Wuhan di China pada Desember.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Singapura telah meningkat terus - ada 58 sejauh ini, dengan setidaknya lima kelompok lokal.
Industri pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terpukul. Itu sebabnya, pemerintah Singapura bersiap-siap untuk mengalami penurunan tajam kedatangan wisatawan antara 25% dan 30% tahun ini.