PETISI TERTIBKAN BIMBAR

WARGA Batam Ungkap Alasan Tetap Naik Bimbar Meski Sopir Ugal-ugalan dan Mobil Tua

Sejumlah warga Batam mengungkapkan alasan kenapa tetap mau naik angkutan kota Bimbar meskipun angkutan ini terkenal ugal-ugalan.

TRIBUNBATAM/ALFANDI
Warga naik angkot Bimbar, Kamis (8/3/2018) 

WARGA Batam Ungkap Alasan Tetap Naik Bimbar Meski Sopir Ugal-ugalan dan Mobil Tua 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sejumlah warga Batam mengungkapkan alasan kenapa tetap mau naik angkutan kota Bimbar meskipun angkutan ini terkenal ugal-ugalan dan banyak kendaraan yang tak layak pakai.

Beberapa di antaranya mengaku memilih naik Bimbar karena saat ini, jauh lebih cepat naik angkutan umum dari bus Trans Batam.

"Lagian kita rugi kalau cuma dekat," ungkap Marina, warga Batuaji yang masih sering menggunakan angkutan Umum Bimbar Tanjunguncang -Jodoh dan Dapur 12 Sagulung -Jodoh.

Selain lebih cepat, naik angkutan umum juga bisa turun di mana saja, bukan seperti Trans Batam, yang jelas penumpangnya turun di halte.

"Memang lebih aman, tapi gimanalah kadang kita tidak jauh,'' katanya, Selasa (18/2/2020).

Dia juga mengakui, sekarang ini angkutan umum di Batam sudah sulit mendapatkan yang bagus, dan layak.

"Tapi mau gimana kita butuh, kita mau cepat. Tidak mungkin juga kita naik bus Trans Batam dari Puskopkar sampai ke SP Plaza," kata Maria.

Sarma, warga lainnya juga mengatakan setiap naik angkutan umum khususnya Dapur 12, memang sedikit deg-degan.

"Ya kalau bicara kurang, banyak kali pun kekurangannya, tapi mau gimana kita butuh," kata Sarma.

Dia juga mengakui kalau dilihat dari kelayakan memang hampir rata rata angkutan umum khususnya Bimbar dan Dapur 12, sudah banyak yang tidak layak.

"Ya begitulah," kata Sarma.

Sementara, mengenai Trans Batam, Sarma mengatakan, dirinya jarang mengunakan angkutan tersebut.

"Ini jauh dekat ongkosnya sama, terus turunnya juga di halte, ini yang membuat kita malas. Kadang lewat dulu baru bisa turun, kalau gak turun jalan lagi jauh,"kata Sarma.

Sementara saat ditanya apakah masih perlu angkutan umum seperti Bimbar dan Dapur 12, Sarma, tidak mau berkomentar.

"Itukan usaha orang, mungkin mereka makan dari sana, salah juga kita nanti. Yang jelas kalau bisa diawasi dan dibinalah agar tertib," kata Sarma. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved