PETISI TERTIBKAN BIMBAR
WARGA Batam Ungkap Alasan Tetap Naik Bimbar Meski Sopir Ugal-ugalan dan Mobil Tua
Sejumlah warga Batam mengungkapkan alasan kenapa tetap mau naik angkutan kota Bimbar meskipun angkutan ini terkenal ugal-ugalan.
Edita Afandi
Semoga cepat di bubar kan d nonaktif kan bimbar yang sangat arogan itu
pabrian jerrico
agar mencegah terjadi nya kecelakaan" yang tidak seharusnya terjadi
Sebelumnya diberitakan, kecelakaan maut di Bukit Daeng Batam membuat warga Batam gerah.
Sebagai bentuk protes, warga Batam membuat petisi di change.org.
Hingga Selasa (18/2/2020) pagi, sudah 2477 orang meneken petisi berjudul Stop Naik Angkutan Ugal-Ugalan di Batam (BIMBAR).
Terbaru, kecelakaan maut di Bukit Daeng menewaskan calon pengantin bernama Sri Wahyuni.
Sedangkan temannya kritis.
Sri Wahyuni rencananya akan melangsungkan pernikahan dengan Arief Wijanarko pada Minggu (23/2/2020) di Magetan.
• Postingan Undangan Nikah Arief Banjir Ucapan Duka, Calon Istri Meninggal di Bukit Daeng Batam
• Tangisan Pilu Ayah Lihat Anaknya di Ruang Obeservasi Virus Corona, Ingin Peluk Tapi Tidak Bisa
Namun sehari jelang kepulangannya ke Magetan, Sri Wahyuni tewas dalam kecelakaan di Bukit Daeng.
Kecelakaan itu melibatkan angkutan Bimbar.
Polisi sudah menahan sopir Bimbar di Polresta Barelang.
Tragedi memilukan itu memantik reaksi warga Batam membuat petisi online di change.org.
Dalam petisi itu mendesak Wali Kota Batam Muhammad Rudi segera memberhentikan operasional Bimbar.
Berikut bunyi petisi
Kecelakaan Pagi hari tanggal 17/02/2020 yang menewaskan wanita meninggal ditempat menambah list Korban dari aksi Ugal-ugalan Angkutan Umum (Bimbar) di Batam, sudah seharusnya Kelayakan Bimbar menjadi angkutan Utama dibatam di berhentikan segera sebelum ada korban selanjutnya.
Memang Walikota Batam sudah ada rencana untuk modernisasi angkutan Batam untuk yang lebih baik, tapi memang membutuhkan waktu 5 tahun lagi untuk peningkatan Sarana Jalan lebih dahulu.
“Tahun 2025 nanti, Batam tanpa Bimbar lagi,” kata Wali Kota Batam HM Rudi kepada wartawan di Kantor Badan Pengusahaan Batam, Kawasan Engku Putri, Kamis (17/1/2020)
https://batam.tribunnews.com/2020/01/17/tahun-2025-selamat-jalan-perlahan-bagi-bimbar-batam
Kami warga Batam menyarankan jangan menunggu 5 Tahun lagi pak Walikota, tiap tahun selalu terjadi kecelakaan karena Bimbar ini, kalau bisa secepatnya Pak dikurangi jumlah Bimbar ini, jika perlu Tahun ini dimulai.
Penertiban

Kepala Bidang (Kabid) Lalu lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam, Edward Purba mengatakan pihaknya kurang maksimal melakukan pemeriksaan terhadap angkutan penumpang, seperti Bimbar.
"Kita ini memang selalu melakukan pemeriksaan untuk angkutan penumpang dan barang, tapi informasinya selalu bocor. Mereka yang sudah kena, lapor kepada kawannya yang belum kena, jadi informasinya bocor," ujar Edward, Senin (17/2/2020).
Kondisi tersebut mengakibatkan angkutan yang beroperasi terkadang tidak sesuai dengan syarat yang harus dipenuhi.
Dampaknya, kenyamanan dan keamanan masyarakat menjadi taruhannya.
Edward melanjutkan, tidak jarang terjadi kecelakaan yang melibatkan Bimbar ini.
Masyarakat umum yang jadi korbannya pun tidak sedikit jumlahnya.
Seperti kecelakaan yang terjadi di Bukit Daeng, Senin (17/2/2020) melibatkan Bimbar dengan dua pengendara sepeda motor.
Bimbar biru dengan rute Jodoh-Tanjung Uncang tersebut mengakibatkan pengendara yang terlibat kecelakaan tersebut meninggal di lokasi kejadian, satu korban lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis.
Sedangkan sopir Bimbar telah menjalani pemeriksaan di Polresta Barelang.
Informasi yang didapatnya dari database Dishub Kota Batam, kendaraan roda 4 yang telibat kecelakaan maut tersebut telah tidak melakukan Uji KIR.
Masa KIR kendaraan itu telah habis sejak Oktober 2018 lalu.
Efek Kejar Setoran
'Hanya Tuhan dan sopir Bimbar yang tahu kapan mobil akan berhenti'. Ungkapan 'nyeleneh' ini sering didengar warga Batam jika mengomentari aksi ugal-ugalan para pengemudi bus Bimbar di Batu Aji, Kota Batam.
Seperti kata seorang warga di daerah Sagulung, Ricky.
"Kadang berhenti sesuka hati. Walau sebenarnya saya tahu itu hanya oknum saja, tapi tetap harus menjadi perhatian," katanya kepada TRIBUNBATAM.id, Senin (17/2/2020), menanggapi keterlibatan bus Bimbar pada kecelakaan tragis yang menyebabkan seorang karyawati swasta di Batam meninggal dunia.
Hal serupa juga diamini oleh Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Batam, Edward Purba.
Menurutnya, fenomena ugal-ugalan oknum pengemudi bus Bimbar di Batam telah lama menjadi sorotan pihaknya.
"Saya melihat jika hal itu dikarenakan beberapa dari mereka mengejar setoran. Tapi itu bukan jadi alasan utama sebenarnya, yang paling penting adalah keselamatan penumpang," tegasnya kepada TRIBUNBATAM.id.
Belum lagi fenomena 'sopir tembak' yang kerap terdengar terkait ugal-ugalan oknum pengemudi bus Bimbar.
"Kami sudah sering gelar razia hunting, namun faktanya memang Bimbar ini telah mengurus KIR. Perbuatan oknum pengemudi itu yang harus disorot sebenarnya agar peristiwa nahas tak lagi terulang," sambungnya.
Pria dengan sapaan akrab Edo ini pun meminta agar para pelaku usaha angkutan umum dapat lebih tegas menanggapi polemik ini ke depannya agar keamanan dan keselamatan berkendara dapat tercipta.
"Pernah saya temui, ada bus itu pakai tiga sopir. Sopir pertama beroperasi sejak pagi hingga sore. Nanti sopir selanjutnya bekerja di antara rentang waktu itu. Padahal keahlian sopir itu berbeda-beda. Lebih selektif saja merekrutnya," katanya lagi.
Edward berharap kecelakaan yang terjadi di Bukit Daeng dapat menjadi pelajaran agar keselamatan penumpang lebih diutamakan oleh seluruh pelaku usaha angkutan umum di Batam.
Kadishub Batam: Kita Sering Kandangkan Tapi Didemo
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Batam, Rustam Efendy menyesalkan kecelakaan yang menewaskan Sri Wahyuni, karyawati PT Epson yang ditabrak oleh Bimbar Batam.
Kecelakaan itu terjadi di Bukit Daeng Muka Kuning, Batam, Senin (17/2/2020).
Pasalnya kejadian ini bukan kali pertama lagi, melainkan sudah berulang kalinya.
"Kami pernah tangkap puluhan angkutan umum yang tak laik jalan itu. Kita kandangkan dan keluarganya malah datang semua. Tak makan pak nanti kami siapkan pulak makan mereka di situ. Kita sudah buat perjanjian kalau berbuat lagi kita tindak. Balik lagi ke sisi kemanusiaan Jadi bukan kita tak ada solusi," ujar Rustam kepada awak media.
Sementara itu, sebelumnya Wali Kota Batam, Muhammad Rudi sempat mengungkapkan pada 2025 mendatang, Batam bersih dari angkutan umum tak laik jalan lagi. Menanggapi hal tersebut, saat ini Dishub Batam sedang melakukan pendataan angkutan umum.
"Kita sudah data bus yang laik dan tak laik. 2025 nanti semoga sudah bersih," katanya.
Rustam menegaskan Bimbar yang mengalami kecelakaan itu sudah tidak melakukan KIR lagi sejak 2018 lalu.
Bahkan pada prinsipnya Dishub sudah pernah juga memanggil panggil badan usahanya.
"Ini sudah sekian kalinya. Saya minta kepada masyarakat carilah kendaraan yang laik jalan seperti Trans Batam," ujarnya.
Ia menambahkan pihaknya juga sudah membuat surat perjanjian kepada badan usaha angkutan umum agar tidak ugal-ugalan di jalan dan mematuhi peraturan rambu-rambu lalu lintas. (Tribunbatam.id/Ian Sitanggang/Ichwannurfadillah)