Bupati Timor Tengah Utara Minta Penyuluh Peternakan Bergerak, 120 Ternak Babi Mati Secara Misterius
Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandes menyebut, setidaknya ada sekitar 120 ekor ternak babi warga yang mati secara misterius.
KEFAMENANU, TRIBUNBATAM.id - Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Sau Fernandes menyebut, setidaknya ada sekitar 120 ekor ternak babi warga yang mati secara mendadak.
Jumlah babi yang mati tersebut diperoleh setelah dirinya menginstruksikan supaya para penyuluh peternakan melakukan pendataan jumlah babi yang mati secara tiba-tiba.
"Data yang masuk ke saya itu 120 ekor. Tapi data belum final, mungkin sore ini saya dapat data final dari semua petugas peternakan dari semua kecamatan-kecamatan," ungkapnya kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (21/2/2020).
Raymundus yang juga menjadi salah satu peternak babi di TTU itu mengungkapkan, jika ternak babi yang ada di peternakannya tidak mati secara misterius seperti yang dialami oleh warga.
Raymundus mengatakan, gejala awal sampai ratusan ternak babi milik warga tersebut mati karena mengalami badan yang hangat.
Meski demikian dirinya belum dapat memastikan apakah babi tersebut mengalami penyakit kolera atau penyakit lainnya.
"Saya tidak mau berkesimpulan mendahului," ujarnya.
Atas masah tersebut, kata Raymundus, pihaknya sudah mengirim sampel darah balai peternakan yang ada di Medan.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah kita dapatkan informasi hasilnya penelitian," ungkapnya.
Gerakan #SaveBabi di Medan
Aksi unjuk rasa bertajuk #SaveBabi dilakukan oleh sekelompok massa di kawasan Lapangan Merdeka Medan, Sumatra Utara Senin (10/2/2020).
Mereka menebarkan spanduk bertuliskan Gerakan Aksi Damai Save Babi.
Dilansir TribunMedan.com, massa memakai ulos, kain khas Sumatra Utara. Tak sedikit pula yang mengibarkan bendera merah putih.
Massa bernyanyi saat operator sound system memutar lagu O Tano Batak.
Kepada awak media, seorang peserta demo bermarga Tampubolon (50) menyampaikan ada 20 ribu orang yang ikut dalam aksi ini.