TRAGEDI BUKIT DAENG
Supir Bimbar Batam Nangis, Penumpang Makin Sulit Anak Istri Butuh Makan: Kadang Cuma Dapat Rp 15.000
Makmur, Supir angkutan Bintang Anugrah Pelangi (Bimbar) mengungkapkan kepedihan hatinya di sela acara pertemuan yang digelar di Pasar Melayu
Supir Bimbar Batam Nangis, Penumpang Makin Sulit, Anak Istri Butuh Makan : Kadang Cuma Dapat Rp 15.000
Janganlah hanya kami supir angkutan umum ini yang ditekan, janganlah hanya kami supir angkutan umum ini yang dipojokkan. Kami cari makan, kami harus memikirkan uang untuk menghidupi anak istri di rumah. Kami tahu, dari angkutan ini kami cari makan. Kami juga tidak mau celaka
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Makmur, Supir angkutan Bintang Anugrah Pelangi (Bimbar) mengungkapkan kepedihan hatinya di sela acara pertemuan yang digelar Direksi PT Bintang Anugrah Pelangi di Pasar Melayu, Jumat (21/2/2020).
Supir yang dikumpulkan oleh direksi yang menaungi angkutan yang mereka operasikan di Pasar Melayu tersebut, menyampaikan keluhan mereka selama ini kepada perwakilan dari Dinas Perhubungan, dan anggota polisi yang datang dalam pertemuan tersebut.
"Kami ini setiap hari harus mencari penumpang, agar bisa menutupi setoran kepada pemilik mobil. Kami juga harus memikirkan uang yang bisa kami bawa ke rumah untuk makan anak dan istri," kata Makmur.
• TANGISAN Pilu Arif Wijanarko Saksikan Calon Istri Terbujur Kaku 5 Hari Jelang Pernikahan Mereka
Dia mengaku, saat ini kondisi trayek Tanjunguncang -Jodoh, sangat sulit untuk mendapatkan penumpang.
"Karyawan banyak yang naik bus karyawan, ada juga yang sudah bulanan, kepada angkutan umum tertentu," kata Makmur.
Di samping itu, trayek Tanjunguncang - Jodoh juga banyak angkutan umum lainnya.
• BREAKING NEWS - Direksi PT Bintang Anugrah Pelangi Kumpulkan Supir Bimbar di Pasar Melayu Batam
"Kita berhadapan dengan Carry, kita juga berhadapan dengan trayek Dapur 12, kita juga berhadapan dengan Trans Batam, kita berhadapan dengan taksi konvensional. Bahkan saat ini paling ramai taksi online," kata Makmur.
Selain makmur, J. Purba, seorang sopir lainnya mengaku untuk menyisihkan uang Rp 50 ribu saja, kadang sore hari tidak ada.
"Kadang seharian kita bawa mobil, kita tidak dapat hasil, semua hasil yang kita dapatkan hanya untuk menutupi setoran dan untuk minyak," kata Purba.
Dia mengatakan, di jalan sambil membawa angkutan, terkadang air mata mereka hampir menetes.
"Kita jalan dari Tanjunguncang, sampai ke Jodoh, kadang hanya dapat dua penumpang. Itupun penumpung pendek, ongkosnya hanya Rp 2.000. Kadang sampai ke Nagoya kita hanya dapat Rp 5.000," kata Purba.
• Lirik Lagu Selamat Jalan Sri Wahyuni, Teruntuk Korban Kecelakaan Bukit Daeng, Viral di Batam
• Panjatkan Doa untuk Almarhumah Sri Wahyuni, Warga Batam Yasinan di Tepi Jalan Bukit Daeng
Yang paling sakitnya, kata Purba, kadang perjalanan pulang balik Tanjunguncang Nagoya yang ditempuh kurang lebih 2,5 jam, yang dihasilkan hanya Rp 15 ribu.
"Sementara kita harus bayar masuk terminal. Jadi sedih juga saat ini," kata Purba.