HEADLINE TRIBUN BATAM
Bos Bimbar Hampir Menangis, Sedih dengan Kecelakaan Bukit Daeng, Pengusaha dan Supir Saling Curhat
Kecelakaan maut bus Bimbar di Jalan Suprapto atau Bukit Daeng, Batam, yang merenggut nyawa Sri Wahyuni seakan menjadi titik-balik bagi angkutan umum.
Banyak Tekanan
Lamsihar mengatakan bahwa beberapa tahun belakangan ini, kondisi angkutan umum banyak di bawah tekanan. Persaingan, terutama dengan transportasi online, semakin ketat, dan penegakan aturan tidak konsisten.
“Banyak supir yang merasakan tekanan karena harus memikirkan setoran dan juga uang yang harus dibawa ke rumah, untuk anak istri," kata Lamsihar.
Terkait kondisi kendaraan, Lamsihar mengatakan bahwa angkutan Bimbar biru jurusan Jodoh-Tanjunguncang kondisinya cukup layak dan seluruh pajak kendaraan hidup. Seluruh sopir juga dipastikan memiliki SIM.
Lamsihar mengakui bahwa 60 persen dari 72 uni Bimbar biru belum uji kir. Hal itu karena pemerintah tidak konsisten dalam menerapkan aturan.
Pasalnya, sampai saat ini, mobil yang digunakan sebagai taksi online, tidak satupun yang uji kir. Padahal, mereka membawa penumpang.
“Mestinya, sesuai dengan Undang Undang, seluruh angkutan yang melayani penumpang wajib uji kir. Kenapa kami terus yang dikejar-kejar untuk uji kir, sementara mereka tidak? Biaya dan tanggung jawab kami kepada kami jauh lebih besar karena kami juga bayar asuransi dan pajaknya lebih besar,” keluhnya.
Hanya Rp 15 Ribu
Tak hanya Lamsihar, supir Bimbar juga menceritakan masalah yang mereka alami setelah kejadian di Bukit Daeng. Mereka merasa terus dipojokkan seolah-olah mereka penyebab dari masalah tersebut,
"Kami juga tidak mau celaka karena kami mencari uang untuk makan anak dan istri,” kata Makmur, seorang supir Bimbar menyampaikan uneg-unegnya dalam pertemuan itu.
"Kami ini setiap hari, harus mencari penumpang agar bisa menutupi setoran kepada pemilik mobil. Kami juga harus memikirkan uang yang bisa kami bawa ke rumah untuk makan anak dan istri," kata Makmur.
Saat ini, kondisi trayek Tanjunguncang -Jodoh, sangat sulit untuk mendapatkan penumpang.
Karyawan banyak yang naik bus karyawan, ada juga yang sudah sewa bulanan kepada angkutan umum tertentu.
Di tambah lagi, jalur itu kini semrawut karena banyak angkutan di jalur itu.
"Kita berhadapan dengan Carry (angkot), kita juga berhadapan dengan (angkutan) Dapur 12, TransBatam, taksi konvensional dan yang paling ramai, taksi online," kata Makmur.