VIRUS CORONA
Virus Corona Hantam Ekonomi Global, Pemerintah Bebaskan Pajak Hotel dan Restoran di Batam
Dampak virus corona, pemerintah bebaskan pajak hotel dan restoran di 33 wilayah, termasuk Batam dan Tanjungpinang
Selain memberikan insentif kepada pengusaha hotel dan restoran dengan pembebasan pajak, Sri Mulyani juga memberikan insentif kepada industri wisata yang meliputi agen perjalanan hingga maskapai sebesar Rp 290 miliar untuk menarik wisatawan asing di luar China.
Reaksi PHRI Kepri
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kepulaun Riau, Tupa Simanjuntak mengatakan, pihaknya menyambut baik kebijakan itu.
Kebijakan itu setidaknya bisa meminimalisir akibat dari sepinya kunjungan wisatawan ke kota Batam dan Kabupaten Bintan yang berimbas pada pengurungan karyawan.
"Sebetulnya efek dari pembebasan pemungutan pajak ini yang paling utama ialah tidak menciptakan pengangguran, karena kalo sepinya kunjungan wisatawan biasanya akan berimbas kepada pengurangan karyawan a untuk menstabilkan perusahaan, tapi dengan adanya kebijakan tersebut yang paling bisa di minimalisir ialah hal tersebut," jelasnya.
Menurut Tupa pembebasan sementara pajak hotel dan restoran tersebut bisa membantu pengusaha melakukan inovasi-inovasi.
Seperti pemberian promo untuk menarik wisatawan terutama wisatawan domestik.
Tupa juga menyampaikan kritik terutama kepada pemerintah dan dan pengusaha pariwasata yang ada di Kepri yang hanya memfokuskan pada wisatawan dari Singapura dan lupa menggarap wisatawan domestik atau dalam negeri.
"Harusnya dunia pariwasata di Kepri bisa belajar dari Bali saat mendapatkan cobaan bom, masih bisa bernafas dengan wisatawan lokal yang masih stabil sehingga tidak terpuruk ketika ada musibah," tandasnya.
Sementara kunjungan wisatawan di Batam diakui ketua PHRI Kepri mengalami penurunan dan sangat terlihat saat akhir pekan.
Hotel dan restoran di wilayah Kepri yang biasanya banyak dikunjungi wisatawan namun akibat isu virus corona jadi sepi.
Secara keseluruhan, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kerugian yang dialami sektor pariwisata akibat mewabahnya virus corona mencapai 500 juta dollar AS atau setara Rp 7 triliun.
"Data dari BI, bidang pariwisata 500 juta dollar AS per bulan kerugiannya," katanya di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Bila dibandingkan negara lain, lanjut Luhut, wisatawan mancanegara asal China yang berkunjung ke Indonesia hanya mencapai 2 juta pengunjung. Namun, nilai devisanya cukup berarti bagi RI.
Luhut juga menyebutkan, kehadiran wisatawan mancanegara (wisman) asal China secara global mencapai 173 juta orang.