Kisah Parlaungan Siregar Berjuluk Presiden Nato, Disematkan Wali Kota Batam 2005 Ahmad Dahlan

Sebenarnya nama aslinya adalah Parlaungan Siregar, namun warga Batam lebih mengenalnya dengan panggilan Presiden Nato.

TRIBUNBATAM/IAN
Parlaungan Siregar, namun warga Batam lebih mengenalnya dengan panggilan Presiden Nato. 

Kampung Nato terus berkembang dan pada tahun 1982, jumlah penduduk kampung tersebut sudah berjumlah 200 kepala keluarga.

Setelah memiliki penduduk kampung tersebut dimekarkan menjadi RT/RW.

"Jadi tahun 1982 saya sebagai RT, dan Daeng sebagai RW, saat itu Kota Batam hanya satu kecamatan yakni kecamatan Belakang Padang,"kata Parlaungan

Kampung Nato sendiri masuk dalam administratif Desa Nongsa.

Seiring berjalannya waktu pada tahun 1983 kota Batam direncanakan sebagai kota admistratif.

"Sebelum Batam dijadikan kota Admistratif, Kampung Nato melakukan pemekaran dari RT menjadi RW. Jadi saya menjadi Rw tahun 1983. Dan pada bulan Desember 1983 batam ditetapkan sebagai kota Admistratif,"kata Parlaungan.

Setelah menjadi Kota Administratif,  Batam dimekarkan menjadi tiga kecamatan yakni kecamatan Belakang Padang, Kecamatan Batam Barat dan Kecamatan Batam Timur.

Pada tahun 1985 Kampung Nato dinobatkan sebagai perkampungan oleh Otorita Batam.

''Saat itu Ahmad Dahlan sebagai Humas di Otorita Batam, beliaulah yang pertama memberikan gelar kepada saya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Nato. Setelah Kampung Nato dinobatkan perkampungan," kata Parlaungan.

Batam terus berkembang dan penduduk semakin padat dan pada akhirnya tahun 2005 Ahmad Dahlan terpilih sebagai Wali Kota Batam. Saat itulah Parlaungan Siregar disebut sebagai Presiden Nato.

Tahun 1993 kampung Nato Melcen digusur untuk kepentingan industri, warga yang tinggal di daerah tersebut dipindahkan ke Sagulung.

"Jadi saat kami dipindahkan, nama itu tetap saya bawa. Kami diberikan lahan yang disebut kaveling. Jadi nama itu tetap saya bawa. Itulah awalnya di Sagulung saya buat nama kaveling yang diberikan sebagai daerah Kaveling Nato. Nama itu sampai saat ini tetap ada dan berada di Kelurahan Sei Langkai Kecamatan Sagulung," kata Presiden Nato.

Sebagai penghormatan kepada Parlaungan Siregar, Wali Kota batam Ahmad Dahlan juga mengirimkan surat pada saat itu untuk memberi nama Jembatan yang ada di Sungai Langkai.

"Jadi saya dikirim surat untuk memberikan nama jembatan yang dibangun tahun 2006 di Sungai langkai, Jembatan itu saya beri nama Jembatan Nato, dan sampai saat ini nama itu dituliskan dibatu nama jembatan di Sungai Langkai.(Tribunbatam.id, Ian Sitanggang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved