PERSPEKTIF

Wabah Virus Corona, Antara Mencegah Covid-19 dan Masker yang Mahal

SEJAK akhir tahun hingga saat ini kita masih diresahkan dengan issu wabah flu yang diidentifikasi sebagai Covid-19.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Agus Tri Harsanto
ist
Abdul Rauf Rahim 

Di negara arab juga pernah terjadi kasus Mers-Cov, dengan bentuk virus yang mirip dengan Covid-19. Kasus Mers-Cov 130, meninggal 58, tersebar di 8 negara.

Peneliti menemukan bentuk virus corona ini seperti gerigi pada roda motor. Dimana inti selnya diselubungi oleh protein berbentuk lingkaran dan mempunyai tonjolan seperti mahkota.

Dari kata ‘mahkota’ (crown) inilah diadopsi menjadi corona.

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 ini sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19).

Efektifitas pencegahan dengan masker

Jenis coronavirus ini tidak ditemukan penularan melalui udara. Penularan banyak terjadi melalui percikan bersin atau air liur dari pengidap.

Dengan syarat percikan tersebut langsung dari orang yang bersin atau batuk yang berada di sekitar kita. Penularan juga dapat terjadi ketika kita menyentuh benda yang terkena percikan, lalu tangan kita menyentuh organ lunak seperti mata, hidung, dan mulut.

Dalam hal ini, penggunaan masker memang perlu untuk mengurangi paparan langsung dari pasien. Namun yang paling penting adalah menghindari kontak langsung ke organ lunak melalui tangan.

Daerah kita yang masih zero kasus serta dengan tingginya harga masker maka penulis menyarankan untuk tidak perlu menggunakannya. Yang perlu kita lakukan adalah prilaku mencuci tangan dan mengurangi menyentuh wajah.

-Peran Profesional Kesehatan Masyarakat

Para profesional kesehatan masyarakat, terutama epidemiolog berusaha mengidentifikasi penyakit ini lalu membuat rumusan untuk menanggulanginya.

Pemerintah melalui sektor kesehatan berkewajiban untuk melakukan penanggulangan penyakit menular ini. Dalam kajiannya, mereka mempunyai pejabat fungisonal epidemiolog yang salah satunya bertugas untuk memantau perkembangan penyakit menular dan melakukan pencegahan dan penanggulangannya.

Mereka adalah orang-orang yang terlatih dalam penanganan pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.

Dalam kurikulum kesarjanaannya mereka mempelajari keadaan individu melalui biologi, mikrobiologi, patologi, bahkan anatomi.

Dalam ilmu sosial mereka belajar sosiologi, antropologi, psikologi, dan pemberdayaan masyarakat. Beberapa mata kuliahnya juga terkait dengan oranisasi dan manajemen serta hukum kesehatan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved