PERSPEKTIF
Wabah Virus Corona, Antara Mencegah Covid-19 dan Masker yang Mahal
SEJAK akhir tahun hingga saat ini kita masih diresahkan dengan issu wabah flu yang diidentifikasi sebagai Covid-19.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Agus Tri Harsanto
Mereka juga dibekali kemampuan teknis dalam menganalisa lingkungan, interaksi penyakit dan manusia, serta mampu menginformasikannya dalam bentuk peta GIS (Geografic Information System) dan kemampuan biostatistik lainnya.
Perofesional ini bekerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang tugas utamanya adalah mendeteksi penumpang yang dicurigai mengidap Covid-19 dan melakukan penanganan tertentu. Di Dinas Kesehatan melakukan pemantauan dan pelacakan kasus hingga ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
Pada titik tertentu, tenaga kesehatan masyarakat dapat ini merekomendasikan kepada kepala daerah untuk menetapkan kasus wabah atau kejadian luar biasa. Status tersebut lalu ditindaklanjuti dengan beberapa kebijakan sesuai dengan standar operasional dan prosedurnya. Pada kasus wabah dan kejadian luar biasa, seluruh bagian pemerintah berperan sesuai standar, termasuk pengerahan militer.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat meyakini proses dan hasil yang direkomendasikan oleh profesional kesehatan masyarakat tersebut. Masyarakat diharapkan senantiasa memantau setiap perkembangan dan menanyakan secara aktif terkait wabah ini dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi media sosial yang kebenarannya belum diyakini.
Peran Masyarakat dalam deteksi kasus
Kementerian kesehatan melakukan pengawasan kepada pasien yang mengalami demam >38°C disertai batuk/pilek/nyeri tenggorokan, dan pneumonia. Dengan dengan catatan penting pada mereka yang memiliki riwayat pernah melakukan perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir. Semua pelayanan kesehatan telah diberikan Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi Coronavirus Disease (Covid-19) tersebut.
Sejak dilaksanakannya penanganan tersebut, pemerintah melaporkan bahwa sampai saat ini belum ada satu pun kasus yang dikonfirmasi Covid-19 di Indonesia. Demikian juga WHO belum memasukkan Indonesia kedalam 57 negara yang terdeteksi kasus.
-Partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung program penanganan penyakit tersebut
Untuk menghidari penularan di wilayah masing-masing maka penulis mengharapkan partisipasi masyarakat untuk MELACAK apakah dalam satu keluarga atau tetangga ada yang demam dan pernah bersentuhan dengan negara yang terinfeksi, lalu segera MELAPORKAN jika disekitar kita terjadi beberapa kasus demam tinggi yang terjadi hampir bersamaan.
Jika hal ini sudah kita lakukan bersama dan ternyata tidak ada kasus sama sekali maka masyarakat kita akan yakin dan percaya bahwa penularan Covid-19 ke negara kita berhasil kita tangani. Dengan demikian, kita dapat mempertimbangkan kembali penggunaan masker, perlu atau tidak.
Selain itu, dilaporkan bahwa penularan kasus terjadi pada kelompok yang rentan. Terutama pada mereka yang kurang memperhatikan kebersihan pribadinya. Oleh karena itu penulis kembali menyarankan kepada masyarakat untuk tetap senantiasa mencuci tangan dan bahan makan, berolahraga dan beristirahat secara teratur, memperbanyak makan buah dan sayur, serta meminum air putih dalam jumlah yang cukup.
Selanjutnya berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan kita sembua dalam bencana ini. Dengan menyerahkan kepadaNya, diharapkan akan membuang rasa panik berlebihan yang dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab (hoaks).
Penulis : Abdul Rauf Rahim, S.KM., M.Si
Sekretaris Pengurus Daerah
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia
(PERSAKMI) Kepulauan Riau