PERSPEKTIF

Wabah Virus Corona, Antara Mencegah Covid-19 dan Masker yang Mahal

SEJAK akhir tahun hingga saat ini kita masih diresahkan dengan issu wabah flu yang diidentifikasi sebagai Covid-19.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Agus Tri Harsanto
ist
Abdul Rauf Rahim 

SEJAK akhir tahun hingga saat ini kita masih diresahkan dengan issu wabah flu yang diidentifikasi sebagai Covid-19.

Kasus yang berawal di Wuhan, sebuah kota di China. Wabah tersebut sudah mulai menyebar ke berbagai negara.

Di Indonesia sempat viral ketika warga negara yang pulang dari Wuhan terpaksa di karantina dulu selama 14 hari di Natuna.

Setiap hari pemerintah dan WHO mempublikasi data kasus, kematian dan area penyebaran (https://www.who.int/ emergencies/diseases/novel- coronavirus-2019).

Kejadian ini bahkan berimbas kepada beberapa beberapa wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke wilayah yang ada kasus.

Arab Saudi bahkan menolak ibadah umrah bagi mereka yang berasal dari negara yang terdeteksi.

Hoaks pun menyebar untuk menolak produk makanan yang berasal dari daerah terinfeksi. Begitu dahsyatnya issu kesehatan masyarakat mempengaruhi aspek kehidupan kita.

Desember 2019 ditemukan penyakit saluran pernafasan (pneumonia) yang aneh di Wuhan. Gejalanya seperti flu biasa.

Awal penularan penyakit ini masih sedang diteliti. Namun diberitakan bahwa pada kasus pertama terjadi pada mereka yang telah mengunjungi pasar hewan hidup di Wuhan.

Penularan pertama terjadi pada keluarga terdekat kasus serta tenaga kesehatan di rumah sakit.

Tanggal 21 Januari 2020 WHO mengeluarkan berita resmi bahwa covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia.

Karena itu, beberapa negara kemudian menetapkan status kewaspadaan untuk mendeteksi kejadian di negaranya dan mencegah masuknya virus yang terbawa oleh mereka yang pernah bersentuhan langsung dengan wilayah yang terdeteksi kasus.

Update terakhir, 29 Februari 2020 dilaporkan sebanyak 80.250 kasus dengan jumlah kematian mencapai 2.976 kasus dan menyebar di 57 negara (who.int).

Kasusnya jauh lebih tinggi dibandingkan SARS (tahun 2004) dimana 8.069 kasus, 775 kematian dan menyebar di 30 negara.

Lebih tinggi juga daripada kasus yang dulu sangat heboh yaitu flu burung dimana terjadi 861 kasus, 455 kematian dan menyebar di 17 negara.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved