BP BATAM GELAR SHALAT ISTISQA

BREAKING NEWS - BP Batam Gelar Shalat Istisqa Untuk Meminta Hujan

Tepat pukul 08.53 WIB Shalat Istisqa atau shalat minta hujan dimulai di halaman ataupun Parkiran kantor BP Batam, Jumat (6/3/2020).

TRIBUNBATAM.ID/ROMA ULY SIANTURI
Tepat pukul 08.53 WIB shalat Istisqa atau shalat minta hujan dimulai di halaman ataupun Parkiran kantor BP Batam, Jumat (6/3/2020). 

BREAKING NEWS - BP Batam Gelar Shalat Istisqa Untuk Meminta Hujan

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tepat pukul 08.53 WIB Shalat Istisqa atau shalat minta hujan dimulai di halaman ataupun Parkiran kantor BP Batam, Jumat (6/3/2020).

Berdasarkan hasil pantauan TRIBUNBATAM.id, seluruh kendaraan yang biasanya parkir di tempat tersebut diarahkan parkir di depan BP Batam.

Pegawai BP Batam tampak cukup antusias mengikuti shalat ini.

"Shalat ini memang jarang dilakukan. Tapi memang butuh kita lakukan untuk meminta hujan," ujar Imam yang memimpin shalat.

Diakuinya shalat ini hampir sama dengan shalat Ied.

Hanya saja yang membedakan hanyalah hukummya.

Sebelumnya diberitakan, waduk yang merupakan tulang punggung ketersediaan air di Pulau Batam, kini hampir berada di batas maksimum penyusutan karena hujan yang tak kunjung turun hingga awal Bulan Maret ini. 

Selain itu, peristiwa kebakaran hutan yang terjadi Kawasan Sekupang dan Tiban, Senin (2/3/2020) lalu menjadi perhatian masyarakat dan pemerintah. 

Mengingat betapa krusialnya waduk dalam menopang keberlangsungan kehidupan di Batam, BP Batam berencana untuk menggelar shalat Istisqa atau shalat minta hujan, untuk meredakan kekeringan yang melanda Batam.

“Shalat ini kami selenggarakan sebagai bentuk pengharapan dan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menurunkan hujan di Batam. Mengingat kondisi waduk-waduk sudah berada di titik kritis,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar.

Dendi menerangkan Shalat Istisqa dilaksanakan Jumat (6/3/2020) di halaman parkir BP Batam.

“Shalat Istisqa akan kita mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Ibadah ini juga terbuka untuk umum. Seluruh masyarakat muslim yang bermukim di sekitar Batam Center kami undang dengan tangan terbuka untuk bersama-sama melaksanakan shalat ini di pelataran parkir BP Batam,” tutup Dendi. 

Sumber Air Batam Kini Jadi Lapangan Bola

Krisis air bersih kembali menghantui sekitar 1,2 juta warga Batam.

Dari 228 ribu pelanggan, sekitar 196 ribu terancam tak dapat air bersih konsumsi harian.

Hujan tak kunjung turun. Kemarau datang lebih cepat dari ‘prediksi” awal.

Danau penampungan 70 persen air minum utama di Batam, DAM Duriangkang juga terus menyusut.

Bahkan, kekeringan waduk sudah di level mengkhawatirkan.

Dasar waduk di sekitar Kelurahan Sungai Harapan, Kecamatan Sekupang ini, terus bergeser ke tengah.

Di tepi dasar, saban sore, waduk sumber air minum ini bahkan sudah beralihfungsi jadi lapangan bola bagi bocah-bocah kampung urban.

Waduk yang merupakan tulang punggung ketersediaan air di Pulau Batam, kini hampir berada di batas maksimum penyusutan karena hujan yang tak kunjung turun hingga awal Bulan Maret ini.

Sudi salah satu warga mengaku terpaksa harus ke tengah untuk mancing di waduk. Biasanya cukup di pinggir waduk saja untuk mencari ikan.

"Saya selalu mancing ikan di sini, saat tidak kerja. Biasa di pinggir saja, sekarang yang harus turun dan ke tengah waduk," katanya. 
Krisis ini datang di masa-masa tegang.

Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi Kawasan Sekupang dan Tiban pada Senin (2/3) lalu menjadi perhatian.

Apalagi, beberapa bulan lagi, masa kontrak 25 tahun PT Adhya Tirta Batam (ATB) akan diputus oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Otoritas pengelola air, PT ATB kini menyiapkan sejumlah skenario.

Skenario ini mulai dari teknis, sistematis hingga spiritualis.

Langkah terbaru yang dirancang adalah penggiliran aliran air (rationing) ATB: 5 Hari On 2 Hari Off dimulai pekan depan di 17 lokasi.

BP Batam dan ATB akan libatkan BPPT untuk menjajaki hujan buatan.

Di bidang budgeting, sekiar Rp 45,7 M dialokasikan untuk memompa air dari Waduk Tembesi ke Mukakuning

Yang spiritualnya, Jumat (6/3/2020) hari ini, otorita mengundang warga intuk ikut menunaikan salat minta hujan (istisqa) di Pelataran Parkir BP Batam, Kawasan Engku Putri, pusat pemerintahan Batam.

“Shalat ini kami selenggarakan sebagai bentuk pengharapan dan doa kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan di Batam. Mengingat kondisi waduk-waduk sudah berada di titik kritis,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar.

“Shalat Istisqa akan kita mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Ibadah ini juga terbuka untuk umum. Seluruh masyarakat muslim yang bermukim di sekitar Batam Center kami undang dengan tangan terbuka untuk bersama-sama melaksanakan shalat ini di pelataran parkir BP Batam,” tutup Dendi.

Shut-Down

Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama PT ATB, menyiapkan langkah antisipasi terhadap ancaman krisis air.

Tanpa antisipasi, maka 6 Juli 2020, Dam Duriangkang yang menyuplai 70 persen air di Batam, akan di-shut down.

BP Batam bersama PT Adhya Tirta Batam (ATB) menyiapkan langkah rationing atau penggiliran, memompa air dari Waduk Tembesi, hingga menyiapkan hujan buatan.

Hal ini disebutkan oleh Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Binsar Tambunan.

"Kondisi sekarang memang Batam sangat kekurangan air hujan atau air baku. Kita mengantisipasi kondisi curah hujan," ujar Binsar saat konfrensi pers di Bida Marketing BP Batam, Kamis (5/3/2020).

Diakuinya langkah antisipasi kelangkaan air selain rationing atau penggiliran, dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Ia melanjutkan mulai minggu depan, akan membicarakan dengan BPPT untuk menggunakan teknologi modifikasi cuaca penerapan teknologi TMC BPPT.

"Mereka sudah pernah melakukan, dari tidak hujan, menjadi hujan dengan menambah garam untuk mengubah arah angin," ungkap dia.

Kajian pemilihan teknologi buatan, lanjutnya membutuhkan biaya lebih murah, atau sekitar Rp100 juta. Dimana, dibutuhkan pelaksanaan kajian selama 14 hari kerja.

"Kita akan melakukan kajian secara cepat, untuk mengambil sikap," tuturnya.

Saat ini, Dam Tembesi sudah disiapkan untuk dikelola. Namun lelang pengelolaan belum dilakukan.

Sehingga, air di Dam Tembesi, belum bisa dimanfaatkan. Maka cara lain yang direncanakan diantaranya memompa air dari Tembesi ke waduk terdekat.

"Kita siapkan langkah pemompaan air baku dari waduk Tembesi ke waduk Mukakuning," ujar Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan Binsar Tambunan, Kamis (5/4/2020).

Ia mengatakan jarak antara Dam Tembesi ke Dam Mukakuning, sekitar 2,9 km. Membutuhkan pompa sebanyak dua untuk memenuhi suplay air ke Dam Mukakuning.

"Biaya cukup besar. Pipa perlu pengadaan 800 mm. Kontruksi, perkiraan biaya Rp 45,7 miliar," katanya.

Saat ini, lanjutnya, Waduk Tembesi sudah berisi air.

Jika dipompa ke waduk lain, maka waduk terdekat ada di Mukakuning. Jika itu dilakukan, maka bisa menghasilkan air bersih sekitar 660 meter kubik per detik.

"Waduk Tembesi sudah berisi penuh. Inilah yang sedang kaji. Untuk program ini," tuturnya.

Namun untuk kepastian rencana itu, mereka akan membicarakan dengan pihak ATB. Setidaknya, jika dipandang mendesak, maka langkah itu akan diambil, sambil menunggu pembangunan fasilitas, seperti WTP di Tembesi dan lelang pengelolaan.

"Harga tadi sudah termaksud pipa, pompa, pln, genset dan ponton.Nanti akan kita bicarakan dengan ATB. Kalau membangun WTP dan lelang, butuh 1,5 tahun. Makanya mengirim ke Mukakuning," ujar Binsar.

Menurutnya, jika pengiriman air dari Tembesi melalui pipa ke Dam Mukakuning jadi dilakukan, kekurangan air tidaklah besar. Itu karena volume air di Dam Tembesi sekarang melimpah.

"Nanti akan kita lihat. Tapi nanti membangun pipa, tapi ATB yang mengolah dan mendistribusikan," imbuh dia.

Langkah antisipasi diakui penting mereka siapkan, karena kondisi air di Batam sudah menghawatirkan.

Saat ini, BP dan ATB hanya punya waktu 10 hari mengambil langkah, sebelum rationing atau penggiliran. Sehingga kemungkinan rationing diakui tak terhindarkan.

Seperti diketahui Dam Duriangkang memasok sekitar 70 persen air bersih di Batam. Kemampuannya sekitar 3.850 meter kubik per detik.

Sementara saat ini, Kondisi permukaan di enam waduk di Batam, mengalami penurunan.

"Sebagai gambaran, hampir semua waduk mengalami penurunan 2-3 meter. Duriangkang mengalami penurunan 3 meter. Perhari penurunan 2cm," ujar dia.

Ia menambahkan, ironisnya lagi, Dam Duriangkang pada level tertentu, akan mengalami shutdown atau tidak beroperasi dan tutup.

Sementara saat musim hujan, penambahan air di Duriangkang tidak signifikan.

"Kurangi penggunaan air," tegasnya. (Tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved