PENGASUH ANIAYA ANAK MAJIKAN
KPPAD Provinsi Kepri Kawal Kasus Pengasuh Diduga Aniaya Anak Majikan, Benarkan Kondisi Anak Trauma
KPPAD Provinsi Kepri melakukan pendampingan kasus dugaan penganiayaan pengasuh ke 2 anak majikan di Tanjungpinang.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri melakukan pendampingan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang pengasuh terhadap dua orang anak majikannya di Tanjungpinang
Ketua KPPAD Kepri, Ery Syahrial mengtatakan, pihaknya sudah melihat langsung kondisi dua anak tersebut sejak dua minggu lalu.
"Kami didampingi tim psikolog. Kondisi anak tersebut memang mengalami trauma," ujarnya, Jumat (6/3/2020).
Ia mengungkapkan, polisi tidak melakukan penahanan kepada pengasuh tersebut meski sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pengasuh dua anak tersebut hanya dikenakan wajib lapor ke polisi.
"Soalnya penganiaayaan ringan, tidak ada bekas atas perbuatan pelaku juga," ungkapnya.
Pihaknya juga menyarankan kepada keluarga agar tidak sungkan berkonsultasi kepada KPPAD.
"Kalau membutuhkan pisikolog silahkan saja. Kami terbuka dan membantu memulihkan trauma anaknya. Kalau saat ini, dari dinas terkait memang sudah menempatkan psikolog," katanya.
Seorang pengasuh Kusmiyati (40) dilaporkan oleh majikannya Jainudin (30) ke polisi usai ketahuan menganiaya dua anaknya.
Laporan tersebut tertera pada Nomor : LP-B/18/1/2020/KEPRI/SPK-Res tpi, tanggal 26 Januari 2020 lalu.
Jainudin mengaku tahu jika dua putrinya yang berumur 3 tahun dan 4 bulan menjadi korban aniaya pengasuh berkat CCTv.
"Jadi perbuatan pengasuh keji ini terekam CCTv," katanya.
Saat ini, pengasuh tersebut sudah berstatus tersangka.
• Warga Batam-Bintan-Tanjungpinang Siap-siap! Ribuan Pejabat se-Indonesia akan Datang, Ini Jadwalnya
• PN Tanjungpinang Vonis Seumur Hidup Nelayan Bintan, Kasi Pidum: Sedang Ajukan Upaya Hukum
"Statusnya pelaku sudah tersangka, tapi karena katanya polisi penganiayaan ringan, jadi hanya wajib lapor," jawabnya.
Ia menyebutkan, kedua buah hatinya terlihat mengalami trauma dan merasa takut bila ditinggal kedua orangtuanya.
"Kalau kita mau pergi ke mana aja, anak kami maunya ikut terus, nggak mau ditinggal," ujarnya.
Masih Trauma
Anak Jainudin, warga Tanjungpinang yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh asisten rumah tangganya masih mengalami trauma.
Pria 30 tahun mengatakan, dua putrinya yang berumur 3 tahun dan 4 bulan jadi gampang menangis.
Kedua anaknya itu menjadi takut bila akan ditinggal pergi oleh orang tuanya.
Ia menyebutkan, pemasangan CCTv dilakukan setelah adanya pengaduan dari anaknya.
"Anak saya yang umur 3 tahun bilang ke ibunya, pengasuhnya jahat. Karena tidak ada bukti, dipasanglah CCTv itu di rumah," ujarnya, Jumat (6/3/2020).
Setelah terpasang kamera pengawas itu, baru terungkap apa yang dilakukan Kusmiyati kepada dua anaknya itu.
"Anak saya dipaksa makan dengan di sodok sendok, sampai anak yang berumur 4 bulan abis diberikan susu botol, main hempaskan aja ke kasur," ungkapnya.(TribunBatam.id/Endra Kaputra)