ANAMBAS TERKINI

Komunitas Pecinta Alam Anambas Buat Aksi Bersih Pantai, 'Stop Buang Sampah ke Laut'

Komunitas Pecinta Alam Anambas (KOMPAS) bersama anak-anak Pondok Pesantren Modern Khaira Ummah membersihkan Pantai Pasir Manang, Siantan dari sampah.

TribunBatam.id/Rahma Tika
Komunitas Pecinta Alam Anambas (Kompas) bersama anak-anak Pondok Pesantren Modern Khaira Ummah membersihkan Pantai Pasir Manang, Kecamatan Siantan, Anambas dari sampah, Minggu (8/3/2020). 

Adalah Komunitas Pencinta Alam Anambas (Kompas) Anambas yang menemukan bunga langka tersebut pertama kali.

Kompas merupakan sebuah komunitas pencinta alam, yang berdedikasi penuh untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Saat itu pada tahun 2014, Mukhtar, ketua Kompas saat ini bersama tim Kompas sebanyak 10 orang masuk hutan.

Dari Anambas ke Batam, Mie Tarempa Disajikan dalam 3 Pilihan, Ini Resep dan Cara Memasaknya

Todays Anambas Weather, BMKG Tarempa Calls Anambas Waters Wave Are Not High

Mereka didampingi 20 lebih murid pesantren, niatnya mencari sumber mata air dialiri ke tempat di mana pesantren tersebut berada.

Kala itu pimpinan pondok pesantren juga turut menemani rombongan mendaki Gunung Samak, Desa Rintis, Siantan, Kepulauan Anambas.

"Tentunya ada beberapa larangan yang sebelum rombongan mendaki untuk dipatuhi, karena ini kawasan hutan, rombongan diberi wejangan terlebih dahulu.

Tidak boleh berkata kotor selama perjalanan, karena ini alam bebas, kita tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan, takutnya nanti ada hal yang tidak diinginkan," ucap Mukhtar.

Sepanjang perjalanan murid pesantren berada di depan, tim Kompas mengikuti dibelakang.

Perjalanan ini ia tempuh sekitar 20 menit dari rumah penduduk. Melewati kebun warga, karena ada beberapa warga yang bercocok tanam disekitaran Gunung Samak tersebut.

Saat menyusuri jalanan yang memang sudah ada jalurnya, jadi tidak seperti hutan lebat, sebab sudah ada jalan setapak yang memang sering dilalui warga.

Tak lama Mukhtar dan rombongan melihat bunga raflesia didekat bawah pohon.

Hal ini pun sontak membuat Mukhtar dan rombongan laiinya kaget. Kenapa ada bungka langka di kawasan hutan seperti ini.

"Itu kita ketemunya pun secara tidak sengaja, lalu kami abadikan dengan momen foto-foto," kata Mukhtar.

Saat ditemuinya bunga raflesia ini, Mukhtar mengatakan ada sekitar 5 bunga raflesia yang jaraknya berdekatan. Letaknya di bawah pohon yang ada akarnya.

Namun sayang sekali, dari 5 bunga raflesia yang ditemukan, 3 diantaranya sudah layu (mati). Bentuknya pun sudah menghitam dan menguncup seperti batok kelapa. Seperti itulah Mukhtar mendeskripsikan bentuk bunga raflesia yang sudah layu (mati).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved