BATAM KRISIS AIR

Jadwal Rationing Belum Mulai, Warga Sei Lekop Batam Sudah Seminggu Tak Dapat Air

Jadwal rationing oleh ATB Batam baru akan dimulai 15 Maret mendatang, tapi selama seminggu terakhir, tapi aliran air di Sei Lekop sudah mati.

TRIBUNBATAM.id/Dewi Haryati
Seorang warga melihat drum air yang dijual di pinggir jalan. Saat ATB mengumumkan rencana rationing, warga Batam langsung menyerbu penjualan penampung air. 

Jadwal Rationing Belum Mulai, Warga Sei Lekop Batam Sudah Seminggu Tak Dapat Air

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Meski jadwal rationing (mengontrol distribusi air) atau penggiliran aliran air oleh ATB Batam baru akan dimulai 15 Maret mendatang, tapi selama seminggu terakhir, warga Sagulung sudah merasakan gangguan suplai air bersih.

Warga yang mengalami 'kekeringan' air tersebut yakni kelurahan Sei Lekop tepatnya di RW17,RW10, RW11,dan RW13.

Tiga RW di Kelurahan Sei Lekop itu sudah tidak mendapatkan suplai air pada pagi sampai dini hari.

Air baru jalan itu pun kecil antar pukul 02.00 WIB sampai dengan pukul 04.00 WIB,  setelah itu air sudah tidak mengalir.

Warga mengaku, tiga hari belakangan mengaku dimana suplay air dari pagi sampai pagi sudah tidak mengalir.

Wakil ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sungai Lekop Efendy mengatakan, mereka sudah banyak mendapat keluhan masyarakat.

"Ini kita yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, yang selalu dikejar warga," kata Efendy.

BREAKING NEWS - Siang Ini, Komisi III DPRD Batam Panggil PT ATB Soal Rationing

Dia juga mengatakan, mereka menyadari beberapa bulan terakhir cuaca di Kota Batam tidak menentu.

"Kita tidak menyalahkan siapa pun, kita berharap pemerintah turun tangan. Masalah air ini tidak jauh beda dengan masalah perut," kata Efendy.

Dia juga menyesalkan matinya air di Sei Lekop yang mendahului jadwal rationing yang seharusnya baru akan dilaksanakan 15 Maret mendatang.

Namun belum sampai waktu yang ditentukan mereka warga Sei Lekop sudah merasakan duluan.

"Ini sangat tidak adil. Orang belum merasakan kita sudah lebih dulu merasakan," kata Efendy.

Risma, warga Saguba mengatakan tidak mengalirnya suplai air dari ATB Batam, sangat menyiksa masyarakat.

"Air ini kebutuhan utama, kita tidak bisa bekerja di rumah, karena air tidak ada," kata Risma.

Dia juga mengatakan, sudah tiga hari terakhir ini mereka harus mandi menggunkan air galon.

"Semua sudah pakai air galon, kita berharap ATB Batam, bisa datang mengantar air ke RW 17,RW11,RW13, dan RW10 Kelurahan Sei Lekop. Kita warga yang tinggal di tiga RW ini yang paling merasakan dampaknya," kata Risma. (Tribunbatam.id/Ian Sitanggang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved