BATAM KRISIS AIR
Keberatan dengan Skenario Rationing Air ATB, Pelaku Usaha Minta Dipertemukan dengan BP Batam
Dari 2 skenario rationing air yang ditawarkan ATB, tak ada satupun yang disukai pelaku usaha. Mereka minta dipertemukan dengan BP Batam.
Editor:
Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ICHWAN NUR FADILLAH
Pertemuan pelaku usaha dengan ATB membahas terkait rationing air, Kamis (12/3/2020) di Radisson Convention Centre Batam. Dari 2 skenario rationing yang ditawarkan, tak ada yang disenangi pelaku usaha
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Terhitung 15 Maret 2020, pendistribusian (rationing) air secara bergilir kepada warga Batam mulai diberlakukan.
Menurut PT. Adhya Tirta Batam (ATB) terdapat dua skenario dalam prosesnya. Skenario pertama, distribusi air akan dihentikan pada Kamis dan Minggu.
Skenario kedua, penghentian distribusi air akan dilakukan pada Sabtu dan Minggu.
Mendengar ini, salah satu pelaku komersial di bidang perhotelan mengaku keberatan.
"Ini pasti berdampak besar bagi tamu kami," ucap Engineering Planet Holiday, Hadi Irsal kepada Tribun Batam, Kamis (12/3/2020) saat ditemui di sela-sela pertemuan terbuka yang digelar ATB di Radisson Convention Centre Batam.
Ia melanjutkan, kedua skenario ini tak menimbulkan solusi baru. Apalagi, beberapa waktu lalu pihaknya telah dihantam badai corona sehingga tingkat hunian di hotel mulai sepi.
"Apabila tidak ada kepercayaan konsumen terhadap kami yang tidak dapat menyediakan air bersih, ini masalah. Pemerintah harus mencari alternatif lain tanpa harus melakukan rationing," tegasnya.
Apalagi menurut Hadi, hotel tempatnya bekerja berada di daerah Jodoh, Kota Batam.
• Selain Krisis Air, Warga Batam Terancam Krisis Listrik, PLN: Operasional Pembangkit Kami Pakai Air
• Rationing Air di Batam, Serikat Buruh Minta ATB Drop Air Pakai Tangki ke Area Terdampak
Hadi menyebut, daerah ini termasuk daerah hilir Kota Batam, sehingga pemulihan suplai air pun akan terakhir didapatkan oleh pihaknya.
"Menurut ATB, ada waduk (Dam Tembesi) yang bisa dijadikan potensi untuk mengatasi krisis air ini. Namun 3 kilometer jaringan pipa di sana belum tersedia, sehingga distribusi air belum dapat dialirkan," sesalnya.
Ia meminta perhatian serius instansi terkait agar krisis air ini tak berkepanjangan, sehingga mengganggu sektor perekonomian Kota Batam.
Sementara itu, perwakilan Nagoya Hill Hotel Batam, Roxen mengungkapkan solusi sementara ini (rationing bergilir) kurang tepat untuk diberlakukan.
Sebagai pekerja di bidang pelayanan perbelanjaan, Rexon mafhum betul jika air tak mengalir pada Sabtu dan Minggu, tentu akan mengganggu para pengunjung.
"Dari dua skenario ini sepertinya memberatkan kami. Bayangkan saya jika mal tidak ada air di Sabtu dan Minggu," sambungnya.
Ia pun meminta ATB agar dapat mempertemukan para pelaku industri dan komersial di Batam dengan pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam.
"Kami ingin menanyakan ini ke pemerintah. Kami harus hearing juga dengan mereka," ujarnya.
Tak Hanya Air, Warga juga Terancam Krisis Listrik
Di tengah ancaman krisis air di Batam, muncul isu baru. Warga Batam juga terancam krisis pasokan listrik.
Hal ini terungkap dari keresahan perwakilan pelaku industri di Batam, yakni Bright PLN Batam, dalam pertemuan terbuka yang diselenggarakan PT. Adhya Tirta Batam (ATB), Kamis (12/3/2020) di Radisson Convention Centre Batam.
Saat itu pertemuan memasuki sesi tanya jawab.
"Terkait suplai air, kebetulan operasional pembangkit kami juga menggunakan air. Jika tak segera dicarikan solusinya, maka warga juga akan terancam krisis listrik," ungkap perwakilan Bright PLN Batam bernama Gusrianto.
Ia berharap, krisis air ini tidak menyebabkan masalah baru sehingga imbasnya ke warga Batam semakin berkepanjangan.
Sementara itu, seorang karyawan Nagoya Hill sebagai perwakilan usaha komersial, Roxen mengaku resah jika skenario pendistribusian (rationing) air secara bergilir mulai diterapkan.
Menurutnya, hal itu akan mendatangkan kerugian bagi para pelaku usaha di bidang komersial.
"Air itu kebutuhan dasar. Apalagi jika harus off di hari Sabtu dan Minggu. Itu bisa merugikan," tegasnya.
2 Skenario Rationing Air di Batam
Dalam pertemuan terbuka yang digelar oleh PT. Adhya Tirta Batam (ATB) di Radisson Convention Centre Batam, Kamis (12/3/2020), akhirnya terungkap skenario penggiliran air bagi warga Batam.
Ini dijelaskan langsung oleh Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus di depan 150 pelaku industri dan komersial di Batam.
"Ada dua skenario. Pertama akan off di hari Kamis dan Minggu, dan kedua akan off di hari Sabtu dan Minggu," ungkapnya sambil menunjukkan tayangan di layar pantulan proyektor.
Untuk skenario pertama, air akan disuplai normal pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu.
Sedangkan skenario kedua, air disuplai normal sejak hari Senin hingga hari Jumat.
Pantauan Tribun Batam di lokasi, beberapa pelaku industri maupun komersial pun menunjukkan wajah cemas mendengar penjelasan Maria.
Bahkan diantara mereka tampak tak sabar untuk segera menyampaikan pertanyaan terkait dua skenario oleh ATB ini.
Diberitakan, PT Adhya Tirta Batam (ATB) mengundang 150 pelaku industri dan komersial untuk melakukan pertemuan terbuka di Radisson Convention Centre Batam, Kamis (12/3/2020).
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas masalah krisis air baku yang dialami Batam saat ini.
"Pelaku komersial itu termasuk pelaku pariwisata seperti hotel dan restoran serta lainnya," kata Humas ATB, Wijanarko Iksa kepada TRIBUNBATAM.id.
Hingga berita ini ditulis, Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus masih terus memberi materi terkait keharusan dilakukannya rationing air secara bergilir per tanggal 15 Maret 2020 nanti.
"Kami sebagai operator hanya terkena dampak karena air baku berkurang," ucap Maria saat memberi materi kepada peserta pertemuan.
(tribunbatam.id/ichwannurfadillah)
Di tengah ancaman krisis air di Batam, muncul isu baru. Warga Batam juga terancam krisis pasokan listrik.
Hal ini terungkap dari keresahan perwakilan pelaku industri di Batam, yakni Bright PLN Batam, dalam pertemuan terbuka yang diselenggarakan PT. Adhya Tirta Batam (ATB), Kamis (12/3/2020) di Radisson Convention Centre Batam.
Saat itu pertemuan memasuki sesi tanya jawab.
"Terkait suplai air, kebetulan operasional pembangkit kami juga menggunakan air. Jika tak segera dicarikan solusinya, maka warga juga akan terancam krisis listrik," ungkap perwakilan Bright PLN Batam bernama Gusrianto.
Ia berharap, krisis air ini tidak menyebabkan masalah baru sehingga imbasnya ke warga Batam semakin berkepanjangan.
Sementara itu, seorang karyawan Nagoya Hill sebagai perwakilan usaha komersial, Roxen mengaku resah jika skenario pendistribusian (rationing) air secara bergilir mulai diterapkan.
Menurutnya, hal itu akan mendatangkan kerugian bagi para pelaku usaha di bidang komersial.
"Air itu kebutuhan dasar. Apalagi jika harus off di hari Sabtu dan Minggu. Itu bisa merugikan," tegasnya.
2 Skenario Rationing Air di Batam
Dalam pertemuan terbuka yang digelar oleh PT. Adhya Tirta Batam (ATB) di Radisson Convention Centre Batam, Kamis (12/3/2020), akhirnya terungkap skenario penggiliran air bagi warga Batam.
Ini dijelaskan langsung oleh Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus di depan 150 pelaku industri dan komersial di Batam.
"Ada dua skenario. Pertama akan off di hari Kamis dan Minggu, dan kedua akan off di hari Sabtu dan Minggu," ungkapnya sambil menunjukkan tayangan di layar pantulan proyektor.
Untuk skenario pertama, air akan disuplai normal pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu.
Sedangkan skenario kedua, air disuplai normal sejak hari Senin hingga hari Jumat.
Pantauan Tribun Batam di lokasi, beberapa pelaku industri maupun komersial pun menunjukkan wajah cemas mendengar penjelasan Maria.
Bahkan diantara mereka tampak tak sabar untuk segera menyampaikan pertanyaan terkait dua skenario oleh ATB ini.
Diberitakan, PT Adhya Tirta Batam (ATB) mengundang 150 pelaku industri dan komersial untuk melakukan pertemuan terbuka di Radisson Convention Centre Batam, Kamis (12/3/2020).
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas masalah krisis air baku yang dialami Batam saat ini.
"Pelaku komersial itu termasuk pelaku pariwisata seperti hotel dan restoran serta lainnya," kata Humas ATB, Wijanarko Iksa kepada TRIBUNBATAM.id.
Hingga berita ini ditulis, Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus masih terus memberi materi terkait keharusan dilakukannya rationing air secara bergilir per tanggal 15 Maret 2020 nanti.
"Kami sebagai operator hanya terkena dampak karena air baku berkurang," ucap Maria saat memberi materi kepada peserta pertemuan.
(tribunbatam.id/ichwannurfadillah)