Kritik BP Batam, Irwansyah: Tak Ada Penggiliran Air Kalau BP Batam Perhatikan Hal Ini
Krisis air di Batam, anggota DPPRD Kepri, Irwansyah kritik BP Batam: Kalau dilakukan hal ini, maka penggiliran tidak akan berlaku.
Bahkan waduk-waduk yang sudah ada tidak mendapat pemeliharaan dari BP Batam.
Padahal setiap tahun BP Batam menerima royalti dari ATB dan anggaran pemelirahaan waduk-waduk tersebut.
“Nah, pertanyaannya, anggaran itu ke mana?” ujar kader PPP itu.
Menurut Irwansyah, Waduk Tembesi sudah selesai dibangun beberapa tahun lalu.
Proses desalinasi air waduk pun sudah dilakukan setelah proses pembangunan.
Tinggal saja dibangun instalasi pengelolaan air (IPA).
Namun, itu tidak diperhatikan oleh BP Batam selama ini.
• Mengenal Dam Duriangkang, Waduk Terbesar di Batam
“Kalau 2 tahun lalu, IPA ini sudah dibangun maka skema penggiliran 5-2 tidak terjadi,” sebut Irwansyah.
Pada 2010, silam sewaktu menjadi anggota DPRD Kota Batam, Irwansyah sudah mengingatkan ATB soal krisis air bersih saat ini.
Sebab, penduduk Batam bertambah banyak sementara sumber air baku tidak ditambahkan.
Satu solusi yang ditawarkan adalah pengoperasian Waduk Tembesi.
Namun, pemanfaatan waduk tersebut tidak pernah terealisasi.
Sebab, BP Batam terlampau sibuk mengurus pergantian Kepala BP Batam, mulai dari Mustofa Widjaya, Hartanto dan Lukita Dinarsyah Tuwo.
“Lihat lelang pengelolaan Waduk Tembesi. Beberapa kali lelang tetapi tidak jadi terus,” ungkap Irwansyah.
Ketika krisis air melanda Batam, BP Batam menjadikan skema interkoneksi air dari Waduk Tembesi ke Waduk Mukakuning sebagai solusi.
