HUMAN INTEREST
Tak Minder Gabung Damkar Jadi Panglima Api Penjaga Lingkungan Hutan, Siti Isnawiyah: Panggilan Jiwa
Siti Isnawiyah (29) gadis asal Tanjung Batu, Kundur memilih profesi sebagai penjaga lingkungan di Manggala Agni Batam.
Penulis: Beres Lumbantobing |
"Suka aja gitu, bertarung memadamkan kobaran api bagiku sesuatu hal yang menantang,” ucapnya.
Perannya sebagai pemadam kebakaran, membuat Lyai tetap mencintai dan menjaga lingkungan.
“Coba bayangkan kalau saat ini Batam tak lagi memiliki hutan, bagaimana panasnya cuaca kita. Beberapa hari terakhir ini kebakaran di mana-mana. Sudah hampir sebulan terakhir ini saya ikut memadamkan api hingga kebakaran di Galang,” kata Lyai.
Lantas, kenapa sebagai cewek dia mau jadi petugas Damkar?
“Karena saya cinta lingkungan,” tegas wanita berdarah campuran Melayu Jawa ini.
Dia menegaskan, jangan sampai ada yang berpikir, cewek hanya bisa kerja di kantor dan di rumah.
"Cewek juga bisa jadi Damkar, justru saya lebih sering di lapangan. Malahan jarang di kantor. Bahkan kadang ikut patroli monitor hutan," katanya.
Jadi seorang cewek itu kan tidak hanya bersolek, juga harus memikirkan masa depan orang.
Wanita ini mengaku tak pernah membayangkan menjadi seorang petugas pemadam kebakaran.
Pasalnya, saat di kampung dia justru hobi bercocok tanam.
Lyai menceritakan, awalnya saat baru tamat SMA, dia ingin melanjutkan kuliah ambil jurusan psikologi. Namun, karena keterbatasan ekonomi akhirnya dia urungkan niat itu.
"Akhirnya di tahun 2008, saya melamar kerja di Kementerian Kehutanan. Alhamdullilah saya diterima dan tahun 2009 SK saya terbit hingga akhirnya mulai menggeluti pekerjaan ini sebagai panglima api penjaga lingkungan hutan," katanya.
Banyak kisah dan perjuangan yang dilalui sejak bertugas di Manggala Agni.
Memang tugas kita tidak hanya jadi pemadam namun juga berbagai aktivitas lainnya menanam pohon namun kan kita fokusnya di Karhutla jadi pekerja kita tidak lepas dari upaya memadamkan api.
“Menarik sih, mulai dari jatuh di tengah hutan, terkepung api terus kerja sampai malam jagain api agar tidak menyebar membakar hutan lainnya,” ucap Lyai menceritakan pengalamannya.
Apalagi, sebagai seorang Manggala Agni dia harus stanby 24 jam.
"Intinya, kenapa saya bertugas di lapangan, karena saya cinta hutan. kalau tidak ada hutan iklim kita bakalan panas," katanya sambil tersenyum. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)