Rumah Zainal Abidin di Anambas Ambruk, Warga Tolong Anak dan Istri Masih di Dalam Rumah

Musibah menimpa keluarga Zainal Abidin. Rumah warga di Jalan Tanjung Lambai, Desa Sri Tanjung, Kecamatan Siantan, Anambas, Kepri ambruk.

TribunBatam.id/Istimewa
Kondisi rumah milik Zainal Abidin, warga Jalan Tanjung Lambai, Desa Sri Tanjung, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri, Jumat (13/3/2020) ambruk. 

ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Musibah menimpa keluarga Zainal Abidin. Rumah warga di Jalan Tanjung Lambai, Desa Sri Tanjung, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri ambruk.

Dari informasi warga, rumah berbahan kayu itu ambruk akibat tiang rumah yang sudah lapuk.

Insiden ambruknya rumah itu diperkirakan terjadi Jumat (13/3/2020) sekira pukul 14.40 WIB.

Warga langsung beramai-ramai keluar dari rumah begitu mendengar suara keras dari rumah Zainal Abidin.

Mereka spontan membongkar seluruh papan kayu rumah warga yang ambruk itu, termasuk mengganti tiang rumah dengan kayu baru.

"Iya itu rumahnya pak Zainal, pas kejadian ada anak dan istrinya di dalam rumah, beruntung tak ada yang mengalami luka," sebut seorang warga, Sari yang ditemui di lokasi kejadian.

Ia mengatakan, awalnya ada warga yang mendengar bunyi keras dan saat dilihat ternyata rumah Zainal sudah roboh.

Warga juga mendengar suara orang meminta tolong dan lalu warga langsung bergegas membantu mengeluarkan istri dan anak dari Zainal.

"Ketika kejadian pak Zainal tidak berada di rumah, hanya anak dan istrinya saja. Pak Zainal kami lihat berada di salah satu kedai tidak jauh dari rumahnya," tuturnya.

Saat kini kondisi pemilik rumah telah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Diketahui kondisi kesehatan Zainal kurang baik, ia mengalami penyakit stroke ringan.

Rumah Roboh di Kecamatan Kute Siantan

Rumah seorang warga Dusun Sekubik, Desa Payamaram, Kecamatan Kute Siantan, roboh dihantam angin kencang, Senin sore (24/2/2020).

Informasi tersebut beredar melalui WhatsApp grup Kute Siantan yang berisikan " Innalilahi wainnailaihi rojiun, telah terjadinya musibah runtuh rumah warga karena angin kencang sehingga ambruk semua rumahnya," sebut Albashir di grup Kute Siantan.

Diketahui bahwa kejadian rumah roboh akibat angin kencang terjadi di Rt 008 Rw 004.

Beberapa warga pun meminta uluran sedikit rezeki agar bisa meringankan beban rumah korban yang rumahnya roboh.

Dari informasi yang tribunbatam.id peroleh bahwa rumah roboh tersebut milik Isa. Menurut salah satu warga atas kejadian tersebut tidak ada korban jiwa.

"Korban jiwa tidak ada, cuma rumahnya yang roboh, kasian juga kita, dia punya anak-anak ada lima, bagaimana itu ya," ujar Mak muk salah satu warga Dusun Sekubik, pada Selasa (25/2).

Sementara itu menurut Sekretaris Desa Payamaram, Imas mengatakan kondisi rumah Isa yang berbentuk panggung dari kayu tersebut memang sudah cukup tua.

"Rumahnya pun memang dari kayu dan agak tua juga, jadi pas angin kencang langsung roboh," ujar Imas saat dihubungi melalui seluler.

Nantinya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Anambas akan segera turun ke lokasi kejadian.

Data BPBD Anambas

Bencana angin puting beliung terjadi di tiga kecamatan Kabupaten Kepulauan Anambas selama 2016 sampai 2019.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Anambas mencatat, Desa Putik, Payamaram serta Desa Ladan di Pulau Matak pernah terjadi angin puting beliung.

Dimana Desa Putik sebanyak 2 kali serta Desa Payamaram dan Desa Ladan masing-masing satu kali.

Selain itu, angin puting beliung tercatat pernah terjadi di Desa Teluk Siantan, Kecamatan Siantan Tengah sebanyak 1 kali, serta di Kecamatan Siantan Timur masing-masing di Desa Nyamuk sebanyak 1 kali, serta Desa Munjan sebanyak 2 kali.

"Data yang kami himpun juga mencatat, ada 3 kejadian ambruknya rumah akibat abrasi di 3 kecamatan selama tahun 2017. Dampak dari kejadian itu, rumah warga rusak akibat puting beliung ada 19 unit. Alhamdulillah saat kejadian tidak ada korban jiwa," ujar Kepala BPBD Kepulauan Anambas, Islam Malik, AMK, Kamis (12/3/2020).

Selain kejadian puting beliung, ada juga kejadian kebakaran permukiman rumah warga sebanyak 25 unit tercatat dari tahun 2016 sampai 2019.

Ia mengungkapkan, yang menjadi persoalan di Kabupaten Kepulauan Anambas yakni ketersediaan air bersih saat memasuki musim kemarau akibat terbatasnya persediaan air bersih.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya daerah resapan air di Anambas. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahunnya terutama pada musim panas.

Saat musim hujan biasanya Kecamatan Jemaja timur terendam banjir karena hujan yang tinggi, ada dua desa yang terkena banjir yaitu Desa Ulu Maras dan Desa Bukit Padi.

Akibat banjir ini ada 9 rumah yang terendam air dengan total masyarakat sebanyak 32 jiwa.

Akibat dari bencana yang berpotensi terjadi setiao tahun, maka dibentuklah BPBD yang akan menanggulangi bencana daerah.

Namun ada beberapa kendala dalam penanggulangan bencana seperti kondisi geografis yang memisahkan pulau - pulau dari ibu kota kabupaten, terbatasnya gudang logistik dan buffer stock logistik, kondisi cuaca buruk, tida tersedianya alat komunikasi seperti radio, terbatasnya jumlah tenaga terampil, dan terbatasnya peralatan dan kendaraan penanggulangan.

Maka dari itu perlu meningkatkan peran relawan dalam kegiatan penanggulangan.

Gandeng Pramuka dan Ormas

Peran pramuka dan ormas diakui penting dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

Letak geografis Kabupaten Kepulauan Anambas yang kepulauan, memerlukan formula yang tepat untuk meminimalisir dampak bencana.

"Peran serta pihak swasta dalam penanggulangan bencana ini sangat besar, seperti dari Pramuka. Apalagi pramuka ini sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana," ujar Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Islam Malik, Kamis (12/3/2020).

Saat ini sudah ada 5 Kecamatan yang tenaga kerjanya diperbantukan dalam menangani bencana, yakni Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan dan Siantan Timur.

BPBD di Anambas terbentuk pada tanggal 31 Desember 2019. Saat ini baru berjalan tiga bulan sejak terbentuknya BPBD.

Pembentukan BPBD di Kabupaten Kepulauan Anambas dipertegas dengan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2019.

"Setiap gerak terjadinya bencana, kami dari BPBD akan selalu berkoordinasi dengan masyarakat dan ormas yang ada di sini," jelas Malik.

Hal itu dikarenakan, BPBD dengan ormas dan masyarakat harus merapatkan barisan. Pasalnya Anambas tiap tahun punya potensi terjadi bencana.

"Seperti tahun lalu itu, jalan Selayang Pandang (SP) sempat putus, akses kendaraan terkendala. Kejadian itu karena ombak yang besar menghantam jalan tersebut, kemudian ada juga kejadian puting beliung di Palmatak," ungkapnya.

Pria berkacamata itu juga telah menginformasikan jika ada yang mengalami atau melihat langsung bencana di daerah nya bisa langsung menghubungi pihak BPBD dengan call center 0813-1945-4141.

"Nanti bisa hubungi kami jika terjadi bencana. Kami juga sudah minta kepada pihak Kecamatan untuk berdiskusi dan berkoordinasi dengan kami, karna wilayah kita ini kan perairan, tidak memungkinkan untuk kami memantau atau datang langsung setiap bulan ke daerah tersebut," ucapnya.

Lebih lanjut ia juga mengharapkan saran dan apa saja yang harus dilakukan oleh BPBD melalui masukan dari ormas.(TribunBatam.id/RahmaTika)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved