Deretan Upaya BP Batam Tangani Krisis Air, Salat Istisqa hingga Bersihkan Eceng Gondok

Sejumlah upaya sudah dilakukan BP Batam untuk mengatasi krisis air di Batam. Simak penjelasannya, mulai dari salat Istisqa.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA dok ATB
Kondisi air baku di waduk Duriangkang semakin surut dan memprihatinkan. ATB telah melakukan berbagai upaya efisiensi pengolahan air, guna meminimalisir dampak minimnya cadangan air baku Kota Batam. Namun, yang paling penting adalah upaya serius pemerintah dalam melaksanakan konservasi air baku. 

Kolaborasi tersebut, kata dia, tidak hanya dibutuhkan dalam membersihkan, namun juga untuk membantu dalam mencegah masuknya limbah domestik dan pupuk ke dalam genangan waduk.

"Sehingga pembersihan eceng gondok yang ada di dalam waduk Duriangkang, lebih maksimal," tuturnya.

Tergolong sedikit dari luasan eceng gondok di Waduk Duriangkang yang sudah mencapai sekitar 180 ha dari genangan waduk seluas 2.400 ha pada elevasi 7,5 meter. Pada 2020 mendatang pihaknya tetap melanjutkan pembersihan eceng gondok di Waduk Duriangkang. Selalu berusaha selesai dengan tuntas.

Dengan menggunakan peralatan satu unit harvester atau mesin pembersih eceng gondok dan butuh waktu selama 4 tahun bersihkan eceng gondok di Dam Duriangkang. Dendi berharap kerjasama semua pihak melanjutkan pembersihan Waduk Duriangkang pada tahun 2020 mendatang, agar upaya penanganan eceng gondok di Waduk Duriangkang yang 70 persen sumber air baku di Kota Batam berasal dari waduk ini, dapat dilaksanakan secara tepat dan efisien sesuai dengan target waktu yang ditetapkan.

"Kegiatan seperti ini perlu untuk mendapat masukan dari para ahli," tuturnya.

Sementara itu, Kepala BP Batam, HM Rudi menegaskan, BP Batam melakukan penjagaan pengurangan air dengan menghabiskan atau membasmi eceng gondok masih berjalan terus. Pihaknya sudah berhasil membersihkan puluhan hektar eceng gondok yang berada di atas air.

"Saya sudah dapat laporan, dipaparkan sudah sekian hektar yang di bersihkan. Tapi eceng gondok yang diatas air. Bukan yang diatas tanah. Kalau yang di pinggir ini, kita berusaha membeli ekskavator amfibi long am. Supaya tanahnya dipindahkan diatas semua," katanya.

Penggalian dan Pendalaman Dam Duriangkang

BP  Batam  melakukan penggalian dan pendalaman Dam Duriangkang yang saat ini menjadi pemasok 80 persen warga  Batam. Sebagaimana diketahui, kondisi dam ini sudah sangat memprihatinkan karena stok air kian menyusut.

Rencanakan Hujan Buatan 

Terkait pembuatan hujan buatan, Rudi tampak meragukan rencana tersebut. Ia mengkhawatirkan, setelah hujan dibuat, turunnya dinegara Singapura ataupun negara tetangga lainnya. Oleh sebab itu, rencana membuat hujan buatan ini pun harus melihat fisik awan yang harus mengandung air dan penentuan arah angin.

"Untuk membuat hujan buatan harus dilihat dari kondisi awannya juga. Kalau tak ada tanda-tanda tak ada air tak akan bisa
dibuat. Sampai kiamat pun tak akan jatuh-jatuh dia (air hujan). Maka harus ada awan yang mengandung air. Ternyata awan mengandung air pun
berisiko juga. Hari ini awannya di atas  Batam . Setelah kita mau buat, datang angin, nah awannya dibawa ke Singapura. Hujannya malah ke Singapura," paparnya.

Rationing atau Penggiliran Air

Rudi mengakui dengan adanya rationing ataupun penggiliran air dapat membantu memperpanjang usia waduk yang ada di Kota  Batam. Sehingga jika hujan diprediksi turun di akhir Maret, metode rationing ini cukup membantu.

"Metode 5 hari on 2 hari off ini sebagai pencegahan. Misalnya perkiraan hujan akan turun di akhir Maret dan April. Dengan adanya metode ini bisa membantu memperpanjangnya waktu habisnya air,"
tuturnya.

"Terakhir kita minta kepada masyarakat untuk berhemat. Demi kepentingan bersama. Masalah ini sebenarnya sudah dari dulu. Tapi karena ditambah lagi kemarau dan kondisi air hujan berkurang," ujar Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Rabu (11/3/2020). (Adv).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved