VIRUS CORONA

Banyak Warga Abaikan Imbauan Pemerintah, Inggris Akhirnya Berlakukan Lockdown 3 Minggu

Aturan yang tercantum di kebijakan lockdown ini adalah penutupan toko serta layanan yang "tidak penting", dan melarang pertemuan lebih dari dua orang

Editor: Mairi Nandarson
dailymail.co.uk
Orang-orang di Bournemouth, Inggris tampak memadati pantai Minggu (22/3/2020) 

TRIBUNBATAM.id, LONDON - Inggris pada Senin (23/3/2020) mengumumkan lockdown selama 3 minggu, untuk mencegah penyebaran wabah virus corona.

Salah dua aturan yang tercantum di kebijakan lockdown ini adalah penutupan toko serta layanan yang "tidak penting", dan melarang pertemuan lebih dari dua orang.

"Tetap di rumah," kata Perdana Menteri Boris Johnson dalam pidato yang disiarkan televisi Inggris, dikutip dari kantor berita AFP.

PM Inggris Murka, Ancam Lockdown Karena Warganya Tetap Ramai ke Pantai; Kamu Kira Kamu Kebal?

1 Lagi Pasien Virus Corona Meninggal di Malaysia, Baru Kembali dari Indonesia pada Februari Lalu

6 Aplikasi untuk Rapat Online Saat Kerja Dari Rumah, Bisa Juga Untuk Interaksi Guru-Murid

Baca juga: Teori Herd Immunity PM Inggris Atasi Virus Corona Terbukti Gagal Lockdown diumumkan setelah pemerintah kecewa aturan social distancing untuk mengurangi penularan virus, tidak dipatuhi masyarakat.

Terlihat orang-orang masih berkerumun menikmati sinar matahari akhir pekan di taman dan pedesaan, yang mendorong pemerintah membuat aturan lebih keras.

"Mulai malam ini (Senin) saya harus memberikan instruksi sederhana kepada rakyat Inggris - Anda harus tinggal di rumah," kata Johnson.

"Karena hal penting yang harus kita lakukan adalah menghentikan pemyebaran penyakit antara rumah tangga," lanjut pria kelahiran New York tersebut.

Dalam aturan baru ini, Johnson mengatakan pergi keluar untuk berbelanja kebutuhan pokok masih diperbolehkan, begitu pula dengan kebutuhan medis, olahraga, serta perjalanan dari dan ke tempat kerja.

Namun toko-toko yang menjual barang-barang seperti pakaian atau eletronik serta perpustakaan, taman bermain, dan tempat-tempat ibadah akan ditutup.

Larangan juga berlaku untuk pernikahan dan pembaptisan, tapi tidak untuk pemakaman.

Taman akan tetap dibuka tapi Johnson memperingatkan, "Jika Anda tidak mengikuti aturan, polisi akan bertindak, termasuk dengan denda dan membubarkan perkumpulan."

Pria 55 tahun itu menyebut pandemi ini "ancaman terbesar" yang dihadapi negara selama beberapa dekade.

Johnson juga mengatakan Layanan Kesehatan Nasional atau National Health Service (NHS) yang dikelola pemerintah tidak akan mampu mengatasi jika laju penularan berlanjut.

BERITA PERSIB - Hasil Laga Ujicoba, Persib Bandung Pesta 4 Gol, Wander Luiz Cetak Gol Pertama

LIGA 1 2020 - Persebaya Belum Menang di Liga 1 2020, Aji Santoso Enggan Salahkan Bek Baju Ijo

Demi Pertarungan Khabib Nurmagomedov vs Tony Ferguson, Presiden UFC Geriliya Cari Lokasi Bertarung

Selanjutnya, aturan lockdown ini akan ditinjau lagi dalam tiga minggu ke depan.

"Kami akan meninjau lagi dalam tiga minggu, dan akan menenangkan mereka (rakyat) jika bukti menunjukkan kami mampu."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved