VIRUS CORONA DI SINGAPURA
Kehebatan Singapura Hadapi Covid-19, Persiapkan Tenaga Medis Sejak Beberapa Tahun Lalu
Meski banyak negara mengalami kendala dengan banyaknya petugas medis yang terinfeksi, Singapura justru sebaliknya.
Prosedur ini dipandang sangat berbahaya bagi petugas kesehatan karena pasien cenderung akan batuk.
Pda waktu itu, para pekerja belum tahu bahwa pria itu memiliki virus.
Karenanya, semua semua Petugas medis dikarantina setelah pasien dinyatakan positif.
Namun, pada rilis dua minggu kemudian, tidak satu pun dari petugas medis positif virus corona.
Kasus ini menjadi perhatian luas, sebagian karena para pekerja mengenakan campuran masker bedah standar dan masker N95, yang dianggap cukup untuk mengurangi risiko terpapar.
Perbandingan Dokter dan Pasien
Kini berbagai pihak melihat Singapura sebagai negara yang layak ditiru dalam hal penanganan Covid-19.
Menurut seorang dokter, Singapura bisa seperti itu karena sudah mempersiapkan pandemi sejak wabah Sars mencuat.
Selama wabah Sars, petugas kesehatan menyumbang 41 persen dari 238 infeksi di Singapura.
Akibatnya, rumah sakit-rumah sakitnya beralih ke mode perencanaan kontingensi sejak awal wabah koronavirus.
Pihak RS memberi tahu staf untuk menunda cuti dan rencana perjalanan setelah kasus pertamanya muncul.
Sementara itu, rumah sakit dengan cepat membagi tenaga kerja mereka menjadi beberapa tim untuk memastikan ada cukup banyak pekerja jika wabah memburuk, dan untuk memastikan pekerja mendapatkan istirahat yang cukup.
Singapura memiliki 13.766 dokter, atau 2,4 dokter untuk setiap 1.000 orang. Bandingkan dengan 2,59 di AS, 1,78 di Cina dan 4,2 di Jerman.
Tempat-tempat seperti Myanmar dan Thailand memiliki kurang dari satu dokter untuk setiap 1.000 orang.
“Tujuannya adalah agar Anda dapat menjalankan layanan penting dengan jumlah keamanan terbesar. Pastikan unit fungsional memiliki redundansi bawaan, dan terpisah satu sama lain. Itu tergantung pada apa yang Anda rasa cukup untuk melakukan layanan jika satu tim terpengaruh, dengan memperhitungkan waktu istirahat dan beberapa sistem rotasi, ”kata Chia Shi-Lu, seorang ahli bedah ortopedi.