VIRUS CORONA DI INGGRIS
Abaikan Seruan Tetap di Rumah Saat Negara dalam Status Lockdown, Warga Terlihat Ramai ke Taman
Sejumlah warga Inggris dilaporkan masih memenuhi taman untuk menikmati sinar matahari, terjadi di tengah lockdown virus corona
TRIBUNBATAM.id, LONDON - Himbauan pemerintah Inggris agar warga tetap berada di rumah di tengah pandemi virus corona, tampak masih ada yang mengabaikan.
Padahal jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Inggris cukup banyak yakni lebih dari 42 ribu orang terinfeksi dan lebih dari 4 ribu kematian.
Namun, faktanya sejumlah warga Inggris dilaporkan masih memenuhi taman untuk menikmati sinar matahari, terjadi di tengah lockdown virus corona.
• UPDATE Virus Corona di Dunia (5/4) Pagi: 1,19 Juta Terinfeksi, 246.110 Sembuh, 64.580 Meninggal
• Game Animal Crossing : New Horizon, Game Paling Populer Saat Pandemi Virus Corona
• Daftar Harga Smartphone Samsung di Indonesia Saat Ini, Turun dari Harga Saat Peluncuran
Padahal, Perdana Menteri Boris Johnson serta Menteri Kesehatan Matt Hancock sudah menyerukan kepada masyarakat agar tetap tinggal di rumah.
Tetapi sejumlah gambar yang diambil di taman dan pantai seantero Inggris menunjukkan warga tak bisa menaklukkan godaan agar tak keluar.
I
Apalagi, badan prakiraan cuaca setempat menyatakan suhu lebih hangat, yakni 18 derajat Celsius, akan terjadi pada Minggu (5/4/2020).
Dilansir Sky News Sabtu (4/4/2020), kebanyakan warga memang menjaga jarak dari yang lain.
Tapi, mereka mengabaikan aturan lockdown virus corona.
• Bupati Morowali Utara Diketahui Positif Virus Corona Sehari Setelah Meninggal dan Dimakamkan
• Saddil Ramdani Tersandung Masalah Hukum, APPI Siap Diajak untuk Diskusi
• Persita vs Persib Bandung Ditunda, Inilah 11 Pemain yang Pernah Berseragam Persib dan Persita
Pemerintah telah menetapkan mereka yang bisa meninggalkan rumah adalah membeli kebutuhan pokok, berobat, atau tak bisa bekerja dari rumah.
"Ini bukanlah imbauan. Ini adalah perintah," tegas Hancock.
Meski begitu, publik masih memenuhi Regents Park, London Fields, maupun Battersea Park.
Brockwell Park menyatakan, mereka akan menutup diri pada Minggu setelah melihat begitu banyaknya publik yang mencemooh aturan karantina.
"Meski sudah ada instruksi, 3.000 orang lebih dari 3.000 orang datang ke sini. Mereka kebanyakan berjemur dalam kelompok besar. Tak bisa diterima," kata pengelola taman.
Adapun otoritas lokal menerangkan, mereka harus mengambil langkah tegas. Sebab, masyarakat Inggris tidak mematuhi perintah lockdown.
"Kami melakukan ini demi kebaikan bersama. Segelintir orang nyatanya tidak melaksanakan panduan. Jadi, maaf, kami harus tegas," jelas pemerintah.
Menteri Kabinet Michael Gove kembali menekankan pentingnya mematuhi aturan setelah data harian menunjukkan 708 orang meninggal.
"Ratu Elizabeth" mengumumkan 4.313 orang meninggal karena Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Gove menyesalkan masih ada yang membangkang perintah tersebut, terutama dari kalangan generasi muda yang mungkin merasa bisa bertahan dari wabah.
Padahal, saat ini di Inggris dua korban meninggal pada pekan ini berada di usia yang masih sangat belia, yakni lima dan 13 tahun.
Gove pun meminta masyarakat agar menghormati tenaga medis yang sudah berkorban dengan bertugas di garis depan merawat pasien.
"Apa pun godaannya, tolong jangan pergi di akhir pekan ini. Jangan ke danau, pantai, pesisir kota. Lindungilah keluar dan lingkungan kalian," tegas dia.
" Matahari mungkin keluar. Tetapi bukan berarti kalian harus keluar juga," timpal Direktur Medis Badan Kesehatan Inggris (NHS), Stephen Powis.
\\
\
\