TRIBUN WIKI
Biasa Diderita Manula, Apa Itu Demensia yang Diawali Gangguan Mental?
Demensia adalah suatu kondisi di mana hilangnya fungsi kognitif seperti berpikir, mengingat, dan bernalar.
- Kesulitan dalam perencanaan dan pengorganisasian
- Kesulitan dengan koordinasi dan fungsi motorik.
- Kebingungan dan disorientasi.
Sementara itu, perubahan psikologis yang bisa terjadi, antara lain:
- Kepribadian berubah.
- Depresi.
- Kegelisahan.
- Berperilaku tidak pantas.
- Paranoia.
- Agitasi.
- Halusinasi.
Selain itu, tanda dan gejala yang terkait dengan demensia dapat dipahami dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Awal
Tahap awal demensia sering kali diabaikan, karena waktu awal munculnya penyakit terjadi secara bertahap.
Gejala umum pada tahap awal, yaitu menjadi pelupa, tidak bisa mengingat waktu, dan tersesat di tempat yang sering didatangi.
2. Tahap Tengah
Saat demensia berlanjut ke tahap tengah, tanda-tanda dan gejala menjadi lebih jelas.
Gejala yang bisa dikenali, seperti mudah lupa peristiwa terkini dan nama orang, tersesat di rumah, mengalami peningkatan kesulitan dalam komunikasi, membutuhkan bantuan untuk perawatan diri, serta mengalami perubahan perilaku, seperti bertanya berulang kali.
3. Tahap Akhir
Pada tahap ini, gangguan memori lebih serius dan gejala fisik menjadi lebih jelas.
Gejala demensia tersebut, antara lain tidak menyadari waktu dan tempat, mengalami kesulitan mengenali kerabat dan teman, memiliki kebutuhan yang meningkat akan perawatan mandiri, mengalami kesulitan berjalan, serta mengalami perubahan perilaku seperti agresi.
Fase Demensia
Dalam banyak kasus, demensia bersifat progresif, yakni semakin memburuk seiring waktu.
Demensia berkembang secara berbeda pada setiap orang.
Namun, sebagian besar orang pasti mengalami gejala tahap demensia seperti berikut:
Gangguan kognitif ringan
Individu yang lebih tua dapat mengembangkan gangguan kognitif ringan (MCI), namun mungkin tidak pernah berkembang menjadi demensia atau gangguan mental lainnya.
Orang dengan MCI umumnya menjadi pelupa, kesulitan mengingat kata-kata, dan mengalami masalah dengan memori jangka pendek.
1. Demensia ringan
Pada tahap ini, orang dengan demensia ringan masih mungkin menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
Gejala demensia ringan meliputi:
- Penyimpangan memori jangka pendek
- Perubahan kepribadian, termasuk kemarahan atau depresi
- Salah menaruh benda atau pelupa
- Kesulitan dengan tugas-tugas kompleks atau pemecahan masalah
- Kesulitan untuk mengekspresikan emosi atau ide
2. Demensia sedang
Pada tahap demensia ini, orang yang terkena dampak mungkin membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menjalankan kesehariannya.
Hal itu terjadi karena demensia pada tahap ini dapat mengganggu tugas dan kegiatan sehari-hari.
Gejala demensia sedang meliputi:
- Tidak mampu menilai sesuatu
- Lebih sering merasa kebingungan dan frustrasi
- Kehilangan memori yang mencapai lebih jauh ke masa lalu
- Membutuhkan bantuan orang lain untuk berpakaian dan mandi
- Perubahan kepribadian yang signifikan
3. Demensia parah
Pada tahap ini, gejala mental dan fisik dari kondisi tersebut terus menurun.
Gejala demensia parah meliputi:
- Ketidakmampuan mempertahankan fungsi tubuh, termasuk berjalan, menelan makanan dan mengendalikan kandung kemih.
- Ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
- Membutuhkan bantuan orang lain penuh waktu.
- Peningkatan risiko infeksi.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis demensia cukup sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain.
Oleh karena itu, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya.
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien untuk mengetahui seberapa besar gejala tersebut memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga untuk mengetahui apakah ada riwayat demensia dalam keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan yang meliputi:
1. Pemeriksaan saraf
Pemeriksaan saraf dilakukan untuk menilai kekuatan otot serta melihat refleks tubuh.
2. Pemeriksaan mental
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan metode mini-mental state examination (MMSE), yaitu serangkaian pertanyaan yang akan diberikan nilai oleh dokter untuk mengukur seberapa besar gangguan kognitif yang dialami.
3. Tes fungsi luhur
Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir seseorang, misalnya dengan meminta pasien berhitung mundur dari angka 100 atau menggambar jarum jam untuk menunjukan waktu tertentu.
Pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan bila ada penyakit lain yang menimbulkan gejala demensia, seperti stroke, tumor otak, atau gangguan tiroid.
Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Pencitraan otak dengan CT scan, MRI, atau PET scan.
- Pemeriksaan listrik otak dengan EEG.
- Pemeriksaan darah. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)