Dokter Spesialis Paru Kembali Beri Peringatan Bahaya Semprot Disinfektan ke Tubuh Manusia
Dokter Spesialis Paru, Jaka Pradipta kembali mengingatkan masyarakat terkait bahayanya penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh manusia.
"Saat menyemprotkan disinfektan sebaiknya memakai masker, karena itu kan aerosol dan akan terhirup," jelasnya.
• 15,099 Workers from 309 Companies in Batam Affected by Covid-19, 598 Were Layoffs
• Having Comorbid Disease, Covid-19 Patient Number 10 in Batam Reportedly Died
"Mungkin sesekali dua kali tidak apa-apa, tetapi sangat bahaya untuk jangka panjang," tegas Jaka.
Karena lanjut Jaka, penggunaan dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker.
"Itu (cairan disinfektan) merupakan zat kimia dan memiliki resiko menimbulkan kanker sebenarnya," ungkapnya.
"Kalau untuk orang-orang yang sensitif dalam waktu cepat mungkin reaksi alergi bisa terjadi," imbuhnya.
"Jadi kita perlu berhati-hati, makanya area disinfektan boks itu sebenarnya WHO juga tidak terlalu menyarankan hal tersebut," kata Jaka.
Adapun solusi dalam mencegah penularan Covid-19 yang lebih ampuh dan aman yakni rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mandi serta mengganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, serta melakukan physical distancing dengan jarak minimal 1 meter.
Lebih lanjut Jaka mengingatkan kembali bahwa penyemprotan itu tidak dapat menyembuhkan seseorang yang sudah terpapar virus corona.
"Apalagi banyak orang yang terlalu percaya diri setelah dibersihkan merasa sudah bersih, padahal virus itu ada di dalam badan kita bukan di luar untuk penularan," jelasnya.
Sebelumnya WHO Indonesia telah memberikan imbauan untuk tidak menyemprotkan disinfektan ke tubuh manusia.
Karena disinfektan hanya berfungsi untuk permukaan benda mati saja.
WHO Indonesia menegaskan menyemprot disinfektan ke seseorang tidak dapat membunuh virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.
Sehingga diharapkan masyarakat dapat menggunakan disinfektan sesuai dengan petunjuk penggunaan.
Imbauan ini WHO Indonesia sampaikan melalui akun Twitter @WHOIndonesia.
Pencegahan virus corona menurut WHO