Oknum Kades di Lumajang Diduga Aniaya Perawat, Kesal Warganya Wafat Tak Cepat Ditangani
Berikut kronologi Oknum Kades di Lumajang Emosi dan Tendang Kursi Roda ke Perawat, Kesal Warganya Wafat Tak Cepat Ditangani.
TRIBUNBATAM.id, BATAM- Kejadian tak mengenakan kembali dialami petugas medis di Indonesia.
Satu di antara perawat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami penganiayaan.
Pelakunya pun sungguh mengejutkan yakni oknum Kades di Lumajang.
Berikut kronologi Oknum Kades di Lumajang Emosi dan Tendang Kursi Roda ke Perawat, Kesal Warganya Wafat Tak Cepat Ditangani
Kasus dugaan penganiayaan terhadap perawat kembali terjadi, tepatnya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dugaan penganiayaan terhadap perawat tersebut terjadi di ruang unit gawat darurat (UGD) Puskesmas Kunir.
• Jenazah Ibu Sempat Ditolak Warga, Anak Perawat RSUP Dr Kariadi Dapat Beasiswa Kuliah Sampai Lulus
• Doakan Dokter & Perawat Terkena Virus Corona, Pria Ini Kena Batunya, Berdalih Akun FB Diretas
Aksi penganiayaan tersebut terekamdalam CCTV di Puskesmas.
Dalam video tersebut, seorang perawat sedang membawa kursi roda.
Namun, tiba-tiba saja kursi roda itu ditendang seseorang sambil marah-marah.
Kursi roda itu pun nampak mengenai kaki perawat itu.

Sang perawat tersebut menjelaskan detik-detik kejadian yang menimpa dirinya itu.
• Ramalan Zodiak Hari Kamis 16 April 2020, Leo Ambil Keputusan Tergesa-gesa, Virgo Kerja Keras
• Ramalan Zodiak Asmara Kamis 16 April 2020, Gemini Kurangi Sifat Posesif, Leo Bicara Hati ke Hati
Dikatakannya bahwa saat itu dirinya hendak membantu temannya di ruang UGD yang menangani banyak pasien.
Namun, tiba-tiba saja datang seseorang sambil marah-marah lalau menendang kursi roda yang dibawanya.
"Salah saya apa? ojo nangani pasien anyar, saya kan bilang, perasaan saya 'lho kan sudah ditangani teman saya, saya ko ga diperbolehkan nangani pasien baru
bapak ini siapa' kan gitu sih saya, kan saya disini bantu teman saya," ungkapnya seperti dilansir dari tayangan Kompas TV, Kamis (16/4/2020), dikutip dari Tribun Bogor.
Oknum kepala desa tersebut ternyata kesal lantaran warganya yang meninggal dunia tidak segera ditangani oleh pihak puskesmas.
Kasus tersebut pun kini tengah ditangani pihak kepolisian.
Kapolsek Kunir, Iptu Hariyono mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksan terhadap saksi.
"Saksi-saksi sudah kita periksa termasuk terlapor, pelapor sudah duluan kan ke sini, kita periksa duluan," terangnya.
Pihaknya pun sudah berupaya memediasai kedua belah pihak.
Warga Sewakul Minta Maaf Penolakan Pemakaman Perawat
Pasca-adanya kasus penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP Kariadi, di tempat pemakaman umum (TPU) Sewakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab, warga pun menyampaikan permintaan maaf.
Salah seorang warga Sewakul bernama Soleh menjelaskan, sebenarnya tidak semua warga menolak pemakaman tersebut.
"Kami jujur minta maaf atas kejadian tersebut kepada para perawat di seluruh Indonesia. Jangan semua disamakan, karena penolakan itu dilakukan oleh oknum," ujar Soleh di TPU Siwarak, Sewakul, Minggu (12/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Akibat penolakan tersebut, nama Sewakul menjadi tercoreng.
"Padahal yang menolak itu hanya oknum yang mengaku perwakilan warga," ungkapnya.
Ia khawatir, bila suatu saat ada yang membutuhkan layanan kesehatan dan melihat KTP sebagai warga Sewakul, petugas medis tidak mau melayaninya.
"Kami takut juga bila sakit tidak ada yang mau merawat atau saat berobat ditolak," ujarnya.
Dirinya pun berharap kepada seluruh perawat agar tidak memiliki pandang yang sama tentang perilaku warga.
Sementara itu, Ketua RW 08 Sewakul, Daniel Sugito mengatakan, keluarga almarhum Nuria Kurniasih sudah meminta izin kepada dirinya yang juga menjabat sebagai ketua TPU.
"Sudah diizinkan, kami juga mengajak pengurus makam mengajak penggali liang kubur," jelasnya.
Bahkan, dirinya juga sudah mengirim pesan kepada ketua RT di RW 08 untuk menginformasikan adanya pemakaman tersebut.
Namun, katanya, tiba-tiba ada sekelompok orang menolak pemakaman tersebut.
Alasannya, banyak mobil dan orang yang menggunakan alat pelindung diri (APD).
"Saya sudah menjelaskan jenazah ini punya hak yang sama untuk dimakamkan di sini. Apalagi ayah dan pakdenya juga dimakamkan di sini. Tapi perwakilan masyarakat ini tiba-tiba menolak," jelasnya.
• Baru 1 Sekolah Swasta di Karimun Ikuti Imbauan Disdik, Beri Keringanan Biaya Pendidikan Siswanya
• Cerita Haru Sopir Ambulan yang Bawa Puluhan Jenazah Covid-19 Tiap Hari, Bikin Najwa Shihab Menangis
Sementara, tiga provokator yang ditangkap aparat kepolisian daerah (Polda) Jawa Tengah terkait penolakan pemakaman jenazah seorang perawat yang meniggal karena positif corona merupakan tokoh masyarakat setempat, di Desa Sewakul, Unggaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Ketiganya berinisial, THP (31), BSS (54), dan S (40). Mereka ditangkap pada Sabtu (11/4/2020) sekitar pukul 12.30 WIB.
Mereka ditangkap, diduga telah memprovokasi 10 warga untuk memblokade jalan masuk menuju ke pemakaman.
Akibat perbuatan mereka, petugas pemakaman yang hendak melaksanakan tugasnya merasa ketakutan dan membatalkan pemakaman di area tersebut.
"Para tersangka melakukan tindakan berupa provokasi warga dan menghalangi-halangi serta melarang petugas pemakaman yang akan melaksanakan tugasnya memakamkan jenazah yang terinfeksi virus corona," jelas Direktur Reskrimum Polda Jateng Kombes Budi Haryanto saat dikonfirmasi, Sabtu (11/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar S)
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kronologi Oknum Kades Tendang Kursi Roda ke Perawat, Ngaku Kesal Warganya Wafat Tak Cepat Ditangani