VIRUS CORONA
Cerita Sedih Guru Ngaji yang ODP Corona Ditarif Rp 15 Juta Buat Sewa Ambulans, Semua Tabungan Ludes
Sudah kehilangan orang yang disayang, keluarga korban meninggal akibat Covid-19 ini juga harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit.
"Bayar Rp. 15 juta. Itu layanannya selain ambulans ada juga peti mati dan dilengkapi alat pelindung diri (APD) sesuai prosedur pemakaman Covid-19," ucapnya.
ambulans" data-src="https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/700x0/photo/2020/04/16/401671567.jpg" data-loaded="true" />
Serambi News, Kwitansi bukti pembayaran sewa ambulans
Menurutnya keluarga pun merelakan uang tersebut. Dan segera memakamkan korban di tanah wakaf dekat kediamannya yakni Ciledug, Kota Tangerang.
"Beruntungnya uangnya enggak pinjam sana pinjam sini. Korban guru ngaji punya tabungan sekitar Rp. 8 juta.
Sisanya anggota keluarga lain pada urunan," kata Daryanto.
Daryanto mengaku kecewa dengan Pemerintahan Kota Tangerang.
"Kecewa, dalam hal ini pemerintah tidak tanggap," ujar Daryanto warga asal Ciledug, Kota Tangerang itu kepada Warta Kota, Rabu (15/04).
• Detik-detik KSAD Jenderal Andika dan Istri Nangis Dengar Curhatan Tenaga Medis: Saya Ingin Memeluk
• Sudah Sering Diingatkan, Ketua LAM Tanjungpinang Sedih dengan Kondisi Syahrul, Masih Dirawat di RS
Ia menjelaskan awalnya korban dilarikan ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang. Kemudian pihak dokter menyatakan bahwa korban merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.
"Ada masalah di paru-parunya, setelah menjalani perawatan meninggal dunia.
Kemudian pihak rumah sakit menelepon layanan 112 Pemkot Tangerang untuk membawa jenazah tante saya ini," ucap Daryanto.
"Tapi ditunggu-tunggu lama datangnya.
Malah tidak ada jawaban.
Jenazah tante saya keburu bau dan harus segera dimakamkan," sambungnya.
Daryanto pun berinisiatif untuk menyewa jasa mobil Tangerang Ambulans Service.