TRIBUN WIKI
Mengenal Jenis dan Filosofi Ulos, Kain Khas Batak
Ulos merupakan kain khas Batak. Ulos bermakna selimut yang menghangatkan tubuh dan melindunginya dari terpaan udara dingin.
7. ULOS BOLEAN (Bolean = membelai-belai)
Ulos ini diberikan kepada anak yang kehilangan orangtua nya.
Membelai-belai, dimaksudkan untuk menghilangkan rasa sedih (Mangapuli) agar hati anak yang sudah kehilangan Orang Tua tabah menghadapinya.
8. ULOS SIBOLANG (Ulos karena Jasa)
Ulos Sibolang disebut juga sibulang yang diberikan untuk memberikan rasa hormat karena jasanya.
Misalkan, Seorang Ulubalang yang mengalahkan musuh, atau yang bisa membinasakan binatang pemangsa yang mengganggu ketentraman Manusia.
Ulos sibolang juga sering dipakai untuk menghadiri upacara kematian dan biasanya dililitkan di Kepala yang sudah Janda (Namabalu) saat kondisi suami meninggal.
9. ULOS MANGIRING
Ulos ini sering didiberikan untuk ulos parompa untuk menggendongan anak.
Hal ini dilakukan dengan harapan anak yang akan memakai parompa ini akan terus dalam iringan orang tuanya.
Jika zaman dulu katanya ulos ini sering dihadiahkan kepada dua kekasih ataupun pasangan muda.
Kepada pasangan pengantin, ulos ini diberikan sembari mengucapkan sebait umpasa, “Giringgiring gostagosta, sai tibu ma hamu mangiringiring, huhut mangompa-ompa”.
Biasanya Ulos ini dipakaikan dengan cara dijadikan Selendang (Sitalihononton).
Filosofi Kain Ulos Batak
Dari segala jenis ulos, arti dan fungsi kain ini sejak dulu sampai sekarang tidak berubah.
Kecuali perbedaan variasi ulos yang disesuaikan dengan kondisi sosial budaya.
Waktu pemberian, siapa yang memberikan dan siapa yang menerima, jenis upacara, semua menentukan jenis ulos yang digunakan.
Tak hanya digunakan sebagai penghangat badan, tapi sering kali dianggap sebagai jimat yang diyakini mempunyai kekuatan magis sehingga bisa melindungi raga pemakainya dari roh jahat.
Warna kain ulos mempunyai juga mempunyai arti tersendiri.
- Warna putih pada ulos Batak melambangkan kesucian dan kejujuran.
- Warna merah melambangkan kepahlawanan dan keberanian.
- Warna kuning melambangkan kekayaan dan kesuburan.
- Warna hitam pada ulos Batak melambangkan duka (kesedihan).
Dari sudut pandang yang berbeda secara garis besar ada empat nilai yang dapat diambil dari kain ulos Batak, yaitu kearifan lokal, keyakinan, tata aturan serta kasih sayang.
- Penggunaan kapas sebagai bahan baku utama kain ulos sebenarnya bukan suatu kebetulan, tetapi merupakan proses panjang dari sebuah pencarian.
- Kain ulos selanjutnya berkembang menjadi falsafah hidup orang Batak dan menjadi bagian penting dari upacara-upacara adat yang dilakukan oleh orang Batak.
- Sebagai sumber tertib sosial, kain ulos mengandung tata aturan hidup bermasyarakat dan bagaimana menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
- Kain ulos merupakan cara orang Batak mengungkapkan kasih sayangnya. Dengan memberikan ulos, maka berarti mereka telah melindungi orang yang dikasihinya.
Ulos yang diberikan sebagai tanda kasih sayang biasanya tidak boleh sembarang ulos.
Tidak hanya jenisnya saja yang perlu diperhatikan tapi juga kualitas bahan yang digunakan.
Ulos yang dipilih biasanya disebut ulos sinagok yang berarti ulos tenunan, motif dan warnanya sempurna.
Hanya penenun yang sudah berpengalaman saja yang dapat menghasilkan ulos berkualitas sinagok. (TRIBUNBATAM.ID/WIDI WAHYUNINGTYAS)