RAMADHAN DI TANJUNGPINANG
Untuk Kemaslahatan Umat, MUI Kepri Larang Ada Bazar Ramadhan Tahun Ini
Ramadhan tahun ini, MUI Kepri melarang adanya bazar Ramadhan karena situasi pandemi Covid-19
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Ramadan tinggal menghitung hari. Jika biasanya Ramadan identik dengan kegiatan bazar Ramadan, namun tidak dengan Ramadan tahun ini.
Penyebabnya, karena adanya pandemi Covid-19 dan sudah banyak masyarakat yang terpapar virus Corona ini. Di Kepri, sebaran pasien Covid-19 paling banyak berada di Batam, kemudian di Tanjungpinang.
Karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pun mengambil sikap tegas, melarang masyarakat mengadakan bazar Ramadan.
"Jadi tidak ada yang mengadakan bazar Ramadan. Ini untuk kemaslahatan umat dan masyarakat Kepri pada umumnya," ujar Wakil Ketua MUI Kepri Bambang Maryono, Senin (20/4/2020).
Ia pun meminta Gubernur dan Wali Kota, serta Bupati di Kepri tetap tegas dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
• Dalil Perintah Puasa Ramadhan, Bisa Disampaikan ke Anak-anak Kita Tentang Kewajiban Puasa
• Arman Depari Komisaris PT Pelindo I, di Kepri Bergelar Dato Seri Panglima Gemilang Darjah Bentan
"Kepala daerahnya harus tetap tegas soal wabah ini. Tidak ada kata pikir-pikir dulu kalau tujuan mencegah penyebaran Covid-19. Apalagi wilayah Batam dan Tanjungpinang," ujarnya.
Sebab MUI juga sudah mengeluarkan maklumat dalam menyambut Ramadan. Dimana tetap tidak dulu menjalankan ibadah salat Jumat dan lima waktu di masjid.
"Intinya menghindari yang namanya ada kumpul. Tapi tetap petugas masjid yang adzan, murotal, tadarus dilakukan di masjid," ucapnya.
Kekhawatiran ini terlebih khusus di Tanjungpinang. Pasalnya pejabat hingga kepala daerah serta istrinya sudah terpapar virus tersebut.
"Jangan sampai umat Islam nantinya bukan Lebaran ketupat, tapi banyak berduka karena Covid-19. Karena umat Islam dan masyarakat di Kepri tak patuhi aturan," jelasnya.
Selain itu, Bambang juga memberikan tanggapannya terkait usulan masyarakat untuk minta menutup swalayan serta pasar.
"Jangan pasar dan swalayan ditutup. Bagaimana nanti masyarakat mau memenuhi kebutuhannya. Tapi tegaskan wajib pakai masker dan pasar atau swalayan wajib menyediakan hand sanitizer.
Kalau pembeli masuk tak pakai masker suruh pulang untuk pakai, baru boleh masuk," katanya.
(Tribunbatam.id/endrakaputra)