HUMAN INTEREST
CURHAT Porter Setelah Pelabuhan Internasional Sekupang Ditutup, Ngaku 2 Minggu Tak Ada Penghasilan
Bagaimana nasib para porter di Pelabuhan Internasional Sekupang, yang biasa mengandalkan penghasilan dari jasa angkut barang penumpang? Simak kisahnya
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pengelola Pelabuhan internasional Sekupang Batam memutuskan untuk menutup operasional pelabuhan untuk sementara selama wabah covid-19 melanda.
Pasalnya sejak virus tersebut mewabah, jumlah penumpang terus merosot dan mengakibatkan pengelola ferry menghentikan pelayaran.
Sehingga, mau tak mau pihak pelabuhan juga menutup operasional pelabuhan akibat tak ada aktivitas.
Lantas bagaimana nasib para porter di Pelabuhan Internasional Sekupang, yang biasa mengandalkan penghasilan dari jasa angkut barang penumpang?
"Sudah dua minggu ini kami tinggal di rumah, makan apa saja yang bisa dimakan. Sebab macam mana, tidak punya gaji," ucap seorang porter senior di pelabuhan, Liansa Lubis saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).
Ia beserta sejumlah pekerja porter lainnya di Pelabuhan Internasional Sekupang saat ini hanya berdiam di rumah.
Satu-satunya sumber penghasilan mereka ditutup untuk sementara waktu akibat tidak adanya yang kapal beroperasi.
Pria yang tinggal di Belakang Padang ini mengaku tidak bisa ke mana-mana selain menetap di rumah.
Untuk dapat mencari kerja di tempat lain, ia harus menyisihkan ongkos sekitar Rp 30 ribu untuk sewa perahu atau membeli bensin motor.
"Ongkos untuk ke mana-mana aja sudah tak ada," sebutnya.
Saat ini ia hanya bisa menunggu hingga Pelabuhan Internasional Sekupang dapat dibuka kembali, meski ia masih belum tahu kapan tepatnya.
Sebelumnya diberitakan, imbas mewabahnya covid-19 belakangan ini, Pelabuhan ferry internasional Sekupang, Batam menutup operasional untuk sementara waktu.
Berdasarkan pantauan TRIBUNBATAM.id, Selasa (21/4/2020), di pelabuhan Ferri Internasional Sekupang, Batam terlihat tak ada aktivitas dan sudah tertutup rapi.
Hanya ada sekuriti yang berjaga.
Humas Pengelola pelabuhan ferri Internasional Sekupang, Arif membenarkan jika pelabuhan tak lagi beroperasi.
“Sudah sejak 14 April kemarin, tak ada kapal yang berjalan, lantaran tidak ada penumpang,” ujarnya.
• TERUNGKAP! Ternyata Ini Alasan Pemko Batam Belum Ajukan PSBB Meski Kasus Covid-19 Terbanyak di Kepri
Akibatnya, kata dia, semua aktivitas di pelabuhan diliburkan.
“Terpaksa harus kita lakukan penutupan, hampir sebulan beroperasi namun jumlah penumpang terus merosot ditambah lagi kapal tak beroperasi,” katanya.
Dikatakan Arif, pasca wabah Covid-19, menerjang pelabuhan, kondisi ekonomi pelabuhan terus mengalami defisit.
“Tak sebanding dengan jumlah pengeluaran, namun ya bagaimana lagi, kita hanya berharap semoga wabah ini cepat berlalu,” ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Arif, pelabuhan sewaktu-waktu bisa beroperasi kembali jika ada kapal yang berjalan.
“Kita stand by, buka terus, makanya beberapa petugas ada di pelabuhan. Avseq kita masih stand by jika sewaktu waktu kapal beroperasi, baik carter atau operasional tertentu, kita layani,” katanya. (Tribunbatam.id/Hening Sekar Utami/Beres Lumbantobing)