Fakta Kebakaran Christ Cathedral Serpong, Satpam Pingsan Terjebak dalam Gereja Hingga Kapolsek Luka

Berdasarkan informasi yang diperoleh, gereja ini termasuk dalam 17 Gereja dengan jemaat terbanyak di Indonesia.

ISTIMEWA
Kebakaran hebat melanda Gereja Christ Chatedral Gading Serpong, Kabupaten Tangerang pada Senin (27/4/2020). 

"Satpam yang pingsan dikarenakan banyak menghirup asap," ucapnya.

Saat ini korban langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. "Kami juga masih melakukan pendataan," kata Kosrudin.

Meluluhkan hampir seluruh bangunan

"Ini yang habis hampir semua," ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin, Senin (27/4/2020).

Kebakaran Gereja Christ Cathedral di Pagedangan, Kabupaten Tangerang yang sudah padam dan dilakukan pendinginan oleh BPBD Kabupaten Tangerang, Senin (27/4/2020).
Kebakaran Gereja Christ Cathedral di Pagedangan, Kabupaten Tangerang yang sudah padam dan dilakukan pendinginan oleh BPBD Kabupaten Tangerang, Senin (27/4/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA)

Menurutnya, dari kebakaran yang terjadi sejak pukul 08.00 WIB tersebut hanya menyisakan bagian sayap kiri dan kanan gedung.

Sementara, untuk bagian tengah gedung tersebut habis dibumihanguskan si jago merah.

"Ruang utama terutama, jadi saya kira ini hampir semuanya. Hanya tinggal bagian sayap kiri dan kanan, tengah sudah habis semuanya," terang Kosrudin.

Kebakaran yang terjadi di Gereja Christ Cathedral, Pagedangan, Kabupaten Tangerang sudah berhasil dipadamkan.

BPBD Kabupaten Tangerang berhasil memadamkan ganasnya si jago merah mendekati pukul 11.00 WIB.

"Sekarang sudah mulai dilakukan pendinginan," kata Kosrudin.

Si jago merah tersebut berhasil menyibukan petugas BPBD selama dua jam lamanya sehingga menyebabkan kepulan asap hitam tinggi.

Lantaran, lanjut Kosrudin, adanya hambatan yang terjadi dari sisi kanan dan kiri gedung Gereja Christ Cathedral.

Sehingga pemadaman dan pendinginan hanya bisa dilakukan dari sisi lobi utama bangunan.

"Kita tidak menggunakan mobil tangga dan kita tidak bisa melakukan pendinginan dari samping karena ada beberapa hal yang menghalangi," terang Kosrudin.

"Sehingga kita harus melakukan pendinginan dari bawah terutama dan itu sangat rentan terhadap runtuhnya bangunan," sambung dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved