Hari Ini, 24 Tahun Tahun Lalu Ibu Tien Soeharto Meninggal Dunia, Seperti Inilah Perjalanan Hidupnya
Presiden Soeharto terus mendampingi sang istri mulai dari kediaman sampai Ibu Tien mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 05.10 di RSPAD
Ibu Tien Soeharto lahir dengan nama Raden Ayu Siti Hartinah, pada 23 Agustus 1923 di Jaten, dusun di pinggir jalan antara Solo-Tawangmangu, Jawa Tengah.
Ibu Tien dikenal sebagai ibu negara dengan multiperan, yakni sebagai ibu negara, sebagai ibu, sebagai nenek, dan nenek buyut.
Multi peran yang dijalankannya itu merupakan bagian dari kehidupannya sehari-hari dijalankannya bertahun-tahun tanpa mengeluh.
Jumat (26/4/1996), Ibu Tien sebagai Ibu Negara masih sempat menerima Menteri Agama Tarmizi Taher, Menteri Keuangan Marie Muhammad, dan Ponco Sutowo dari Panitia Festival Istiqlal.
Dalam pertemuan itu, Ibu Tien meminta Panitia Istiqlal membuat Museum Festival Istiqlal di kompleks Taman Mini, dan berharap agar museum itu bisa selesai sebelum ulang tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tahun depan.
Selain itu, menjelang kepergiannya, Ibu Tien berjalan-jalan dengan cucu-cucunya sepanjang hari ke Taman Buah Mekarsari di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Perjalanan ke Cileungsi itu merupakan perjalanan terakhirnya.
Multiperannya sebagai ibu negara dimulai dengan dilantiknya Pak Harto sebagai Presiden RI kedua pada 27 Maret 1968.
Tugasnya semakin lama semakin berat sesuai dengan kemajuan Indonesia dan tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Dia dikenal peduli kepada rakyat kecil, kaum yang lemah, cacat, dan tertindas.
Itu tampak dalam berbagai kegiatan sosial yang dilakukannya.
Beberapa peran Ibu Tien antara lain:
Pelindung Yayasan Penderita Anak Cacat
Ketua Yayasan Harapan Kita
Ketua Panitia Dana Gotong Royong Kemanusiaan
Ketua Yayasan Purna Bhakti Pertiwi
Pendiri/Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia.
Sebagai Ibu Negara, Ibu Tien menerima penghargaan dari berbagai negara, antara lain:
The Order of The Golden Heart dari Filipina
Grand Cordon of The Order of Sheba (Ethiopia)
Grand Croix de L'ordre Royal de Sowathora (Kamboja)
First Class Knight, Grand Cross of The Most Illustrious Order of Chula Cham Klao (Thailand)
Darjah Utama Sri Mahkota Negara (Malaysia)
Kroonorder (Huis Order Van Oranje) dari Belanda Sonderstufe Des Grosskreuzes (Special Order of The Grand Cross) dari Jerman.
Dari Pemerintah Indonesia Ibu Tien memperoleh penghargaan:
Bintang Budaya Parama Dharma (1992)
Adikarya Wanindyatama (1994)
Adhikarya Wanondya Tama (1994)
Bintang Republik dan Bintang Mahaputra (Penghargaan tertinggi yang diperolehnya).
\\
\\
\\