VIRUS CORONA DI SINGAPURA

Dampak Negatif Covid-19, Resesi di Singapura Bisa Lebih Dalam dari Perkiraan

Wabah Covid-19 berdampak besar pada sektor perekonomian Singapura. Bahkan, risiko resesi di Singapura diprediksi lebih dalam dari perkiraan sebelumnya

straitstimes.com
Ilustrai warga Singapura di bandara. 

TRIBUNBATAM.id, SINGAPURA - Wabah virus Corona atau Covid-19 berdampak besar pada sektor perekonomian Singapura

Bahkan, risiko resesi di Singapura diprediksi lebih dalam dari perkiraan sebelumnya.

Hal ini disampaikan oleh Bank Sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS).

Singapura, yang ekonominya bergantung pada perdagangan bisa terpukul akibat wabah virus Corona (Covid-19) yang berlarut-larut tak kunjung usai.

Hal tersebut akan memperlambat rebound yang menentukan dalam aktifitas global.

"Masih ada ketidakpastian yang signifikan atas parahnya penurunan (ekonomi), serta pemulihan akhirnya," kata Otoritas Moneter Singapura (MAS) dalam tinjauan ekonomi makro semi-tahunannya dikutip CNBC, Selasa (28/4/2020).

Dari Singapura, Istri Nurdin Basirun Sampaikan Takziah Untuk Keluarga Wali Kota Tanjungpinang

"Adanya risiko penurunan bisa membuat hasil pertumbuhan ekonomi Singapura di bawah kisaran perkiraan," sambungnya.

Sebagai informasi, saat ini salah satu negara Asia Tenggara itu memperkirakan prospek pertumbuhan ekonomi menyusut hingga -4 persen.

Menumbuhkan risiko terhadap prospek pertumbuhan sehingga perlu mengambil langkah-langkah yang lebih ketat untuk menahan penyebaran virus Corona di Singapura dan di seluruh dunia.

Risiko diperparah karena jatuhnya harga minyak dunia. Sebab, 4 persen PDB singapura disumbang oleh industri minyak seperti industri kelautan dan lepas pantai (offshore) serta penyulingan minyak.

Bank sentral sendiri telah melonggarkan kebijakan moneter bulan lalu karena ekonomi menghadapi resesi terburuk dalam sejarah 55 tahun.

Sementara itu, pandemi Covid-19 menyusutkan ekonomi Singapura pada kuartal I 2020, ekonomi anjlok 2,2 persen. Kontraksi tersebut merupakan yang paling dalam sejak krisis keuangan tahun 2009.

Bank sentral bilang, pertumbuhan ekonomi akan terkontraksi lebih dalam pada kuartal II 2020 karena parahnya wabah menghujam mitra dagang utama Singapura.

Ekonomi terkontraksi juga disebabkan karena langkah-langkah ketat untuk membatasi pergerakan orang.

Pengangguran juga cenderung meningkat diikuti dengan nominal pembayaran upah yang menurun, merupakan faktor yang berkontribusi menyumbang deflasi harga inti pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 2002.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved