HARI BURUH 2020
HARI BURUH 2020 - Sejarah dan Jalan Panjang Hari Buruh se-Dunia dan di Indonesia
Pandemi virus corona saat ini juga masa kelam bagi buruh di tanah air dan sejumlah negara di dunia, karena terjadi banyak pemberhentian atau PHK
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hari ini, Selasa, 1 Mei 2020 merupakan hari yang istimewa bagi kaum buruh di Indonesia.
Apalagi saat ini pemerintah sudah menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional.
Sayangnya, tahun ini, peringatan Hari Buruh se-Dunia ini tidak bisa digelar seperti biasanya karena pandemi covid-19.
• UPDATE 10 Negara dengan Jumlah Kasus Corona Tertinggi di Dunia, Jumat (1/5), Amerika 1.094.277
• Data Corona 34 Provinsi di Indonesia Jumat (1/5) Pagi, Total 10.118, Sembuh 1.522
• MotoGP Akan Digelar Tanpa Penonton, Valentino Rossi : Itu Memalukan, Kami Membalap untuk Penggemar
Pandemi virus corona saat ini juga masa kelam bagi buruh di tanah air dan sejumlah negara di dunia, karena terjadi banyak pemberhentian atau PHK.
Banyak buruh yang dipecat karena perusahaan tidak beroperasi seperti biasa.

Sejarah hari Buruh
Peringatan 1 Mei sebagai hari buruh internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan May Day sangat lekat dengan peristiwa yang terjadi di lapangan Haymarket, Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) pada 4 Mei 1886.
Peristiwa Haymarket sangat berkaitan dengan aksi mogok kerja yang sudah berlangsung pada April 1886.
Saat itu kemuakan kaum pekerja atas dominasi kelas borjuis telah mencapai puncaknya.
Hal tersebut memicu ratusan ribu orang dari kelas pekerja memilih bergabung dengan organisasi pekerja 'Knights of Labour' yang bercita-cita menghentikan dominasi kelas borjuis. Perjuangan kelas pekerja saat itu menemukan momentumnya di kota Chicago.
Chicago pada masa itu merupakan salah satu kota yang menjadi pusat pengorganisiran serikat-serikat pekerja di negara AS.
Gerakan serikat pekerja di Chicago sangat dipengaruhi ide-ide International Workingsmen Association. Mereka juga telah melakukan berbagai propaganda tanpa henti sebelum bulan Mei tiba.
Masih di bulan April menjelang 1 Mei 1886, sekitar 50.000 pekerja sudah melakukan aksi mogok kerja dengan cara turun ke jalan. Mereka mendesak pemerintah memberlakukan peraturan delapan jam kerja dalam sehari.
"Tahun 1830-an telah muncul tuntutan agar jam kerja dijadikan 10 jam. Tetapi, itu pun kemudian dianggap terlalu lama, dengan patokan sebaiknya kehidupan seorang individu dalam sehari terbagi menjadi delapan jam kerja, delapan jam rekreasi, dan delapan jam tidur atau istirahat," kata Asvi Warman Adam dalam Kompas (Kolom Opini) 'Hari Buruh Seyogianya Libur Nasional', 1 Mei 2004.
• RESMI, Liga Perancis Dihentikan PSG Dinobatkan Sebagai Juara Ligue 1 Musim 2019 - 2020
• Legenda Tinju AS Larang Mike Tyson Kembali Naik Ring: Tidak Perlu, Duduk Manis Saja di Depan TV
Pada hari-hari berikutnya, jumlah buruh yang ikut aksi mogok makin bertambah. Para buruh saat itu membawa anak-anak serta istrinya untuk berdemonstrasi sambil meneriakkan tuntutan mereka.