ABK Selamat dari Perbudakan Kapal China Ungkap Pengalaman Getir

Riski mengatakan kondisi kesehatan para ABK juga tidak terjaga karena pola makan dan minum yang tidak sehat

|
Tangkapan layar Youtube MBC
Sebuah tangkapan layar dari video yang dipublikasikan media Korea Selatan MBC memperlihatkan, eorang awak kapal tengah menggoyang sesuatu seperti dupa di depan kotak yang sudah dibungkus kain berwarna oranye. Disebutkan bahwa kotak tersebut merupakan jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke tengah laut oleh kapal asal China 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA -  Baru-baru ini viral media Korea Selatan memberitakan bagaimana beredar video tiga ABK asal Indonesia di kapal tersebut yang jenazahnya dibuang ke laut karena sakit.

Dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (7/5/2020), awalnya Riski menceritakan bagaimana suasana kerja di atas Kapal Longxing 629 China.

Ia menceritakan bagaimana para ABK harus bekerja selama 18 jam sehari yang menyebabkan kelelahan.

"Seperti jam kerjanya yang terlalu lama," kata Riski.

"Jadi membuat kami untuk enggak kuat," tambahnya.

Tak hanya jam kerja yang sangat lama, Riski mengatakan kondisi kesehatan para ABK juga tidak terjaga karena pola makan dan minum yang tidak sehat.

"Di kapal itu lebih kayak tidak ada kesehatan dari mulai pola makan, pola minum, aktivitas lainnya pun dibatasi," ujar Riski.

Riski lalu mengatakan para ABK di kapal tersebut ikut terserang sebuah penyakit yang tidak diketahui.

"Tiba-tiba juga ada penyakit yang enggak jelas, yang kami enggak diketahui," terangnya.

Ia yang kini tengah berada di Busan, Korea Selatan mengatakan ada diskriminasi dalam menu makan orang Indonesia dengan orang China.

Riski mengatakan dirinya dengan orang-orang Indonesia lainnya hanya memakan umpan pancing yang cenderung basi karena sudah terlalu lama di dalam pendingin.

"Kami makan dengan umpan untuk pancing dan itu pun enggak segar, mungkin sudah terlalu lama di dalam freezer dan kategori tidak sehat, ayam pun juga begitu," paparnya.

"Airnya pun juga sama, tapi kalau orang China, ABK selain Indonesia ini makanannya yang fresh-fresh," tambah Riski.

Sedangkan untuk minum, Riski dan para ABK Indonesia meminum air laut yang telah melalui proses filtrasi.

Meskipun mendapat perlakuan yang ekstrem, Riski bercerita dirinya dengan ABK Indonesia yang lain tidak pernah mencoba melawan mandornya.

Mereka hanya ingin bisa selamat selama bekerja di sana hingga saatnya pulang ke Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved