Dampak Virus Corona

New Normal! Fase Baru Hidup di Masa Pandemi

"Seluruh dunia juga tidak tahu, karena virus ini untuk vaksinnya belum ditemukan. Jadi kita harus bisa selalu berhadapan dengan virus ini.”

TribunBatam.id/Alamudin Hamapu
DUDUK - Seorang porter/buruh angkut mengenakan masker duduk di depan lorong pintu masuk keberangkatan Pelabuhan Domestik Telaga Punggur, Senin (27/04/2020). Pandemi virus corona berdampak pada sepinya volume penumpang di pelabuhan ini 

Dua hal antara kesehatan dan ekonomi masyarakat harus berimbang.

Selama pandemi, kemerosotan ekonomi dapat dibilang gamblang di depan mata.

Mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan per tanggal 20 April 2020, sedikitnya ada dua juta pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Sebanyak 62 persen ada di sektor formal dan sisanya, yakni 26 persen berada di sektor informal dan UMKM.

Hal itu kemudian semakin buruk ketika angkanya menjadi enam juta pekerja yang di-PHK oleh perusahaannya, karena imbas pandemi dalam satu bulan terakhir.

Akibat Lockdown, Malaysia Perkirakan Kerugian Rp 8,5 Triliun per Hari

Dari data tersebut, Beta mengemukakan bahwa masyarakat harus tetap melakukan aktivitasnya untuk menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi.

Sebagai solusi adalah dengan tetap menerapkan disiplin “New Normal” sebagai fase yang sudah mulai dijalani oleh masyarakat sekarang ini.

“Masyarakat masih tetap bisa melakukan aktivitas, gitu ya.

Tetap melakukan aktivitas dengan tadi seperti yang Pak Wiku sampaikan, juga tetap disiplin dalam memerhatikan atau melakukan protokol pencegahan,” jelas Beta.

Dalam hal ini, Beta juga menyoroti data Gugus Tugas yang menyebutkan risiko kematian pasien usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen.

Data tersebut kemudian diikuti kelompok usia 46-59 tahun dengan risiko kematian 40 persen.

Selain itu, data Gugus Tugas juga meyatakan bahwa ada faktor penyakit penyerta atau komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit paru-paru, yang memperburuk kondisi pasien hingga meninggal dunia.

Batam Diambang Gelombang PHK, 6 Perusahaan Merugi Akibat Corona, Ini Solusi Disnaker

Artinya usia di bawah 45 tahun menjadi lebih stabil dan aman dibanding mereka yang menginjak usia di atasnya.

Kemudian kasus kematian Covid-19 sudah jelas dipengaruhi faktor komobiditas.

Lebih lanjut, ketika menengok data Badan Pusat Statistik (BPS), Beta menemukan fakta bahwa sebanyak 130 jiwa dengan usia produktif di bawah 45 tahun menyumbang kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian.

Beta kemudian melihat bahwa pekerjaan di bidang kesehatan, pangan, makanan dan minuman, energi, komunikasi teknologi, keuangan, logistik, konstruksi, industri strategis, pelayanan dan utilitas publik serta industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional, atau objek tertentu, dan sektor swasta yang melayani kebutuhan sehari-hari menjadi gambaran bahwa mereka yang bergerak di bidang itu dapat melakukan aktivitas sebagai penyokong perekonomian.

"Tentunya dalam hal ini harus memerhatikan beberapa faktor seperti usia dan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, termasuk patuh terhadap anjuran PSBB," jelasnya.

Hingga Akhir April, 766 Karyawan di Batam Kena PHK, 325 Perusahaan Terdampak Covid-19

Menyambung dengan pernyataan Profesor Wiku sebelumnya, bahwa harapan masyarakat untuk kembali hidup normal sangat besar.

Akan tetapi ada syarat yang harus dipenuhi untuk kembali menjadi normal, yakni mematuhi aturan pemerintah.

Persoalan menanti vaksin kemudian harus diimbangi dengan sikap legowo dan menerima bahwa memang dunia sedang mencoba hidup melawan Covid-19.

Maka, selagi berjuang menuju kemenangan melawan virus corona jenis baru, mulailah menengok jati diri bangsa Indonesia bahwa perilaku gotong royong selalu memberikan harapan baru.

“Kita semuanya di dunia bisa mendapatkan vaksinnya, sehingga kita bisa menangani atau mengalahkan virus ini, kalau ketemu vaksinnya.

Tapi, kita harus berpikiran positif, karena Indonesia ini punya kapasitas yang besar dan gotong royong.

Nah, marilah kita gotong royong untuk merubah perilaku bersama,” pungkas Wiku.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved