VIRUS CORONA DI SINGAPURA
Dianggap Strategi yang Berbahaya, Singapura Tolak Terapkan Herd Immunity Untuk Covid-19
Singapura menolak strategi herd immunity untuk menanggulangi covid-19. Strategi ini dianggap membahayakan publik. lantas apa sebenarnya herd immunity?
Kekebalan tersebut bisa berasal dari vaksinasi atau dari orang yang menderita penyakit tersebut. Seberapa banyak orang yang dibutuhkan untuk menciptakan kondisi tersebut tergantung pada seberapa menularnya patogen tersebut.
Untuk membatasi penyebaran campak misalnya, para ahli memperkirakan 93-95 persen dari populasi perlu kebal. Campak lebih menular daripada virus Corona baru atau Covid-19.
Para ahli memerkirakan untuk menghentikan penyebaran virus Corona sebanyak 40-70 persen dari populasi perlu kebal.
Sementara itu herd immunity juga bisa dihentikan dengan vaksinasi. Sayangnya saat ini belum tersedia vaksin untuk virus Corona.
Ini juga dapat dicapai secara alami karena ketika orang terinfeksi lalu pulih, dia akan kebal terhadap infeksi. Ini berfungsi jika kemungkinan infeksi ulang rendah atau idealnya nol.
Berisiko tingkatkan kematian
Dengan membuat banyak orang terinfeksi, kemungkinan meningkatnya angka kematian juga tinggi. Misalnya diambil 70 persen dari total populasi untuk sengaja diinfeksi.
Dari jumlah tersebut tidak semuanya berusia muda. Ada juga orang tua. Padahal orang tua termasuk golongan rentan.
Menurut WHO, orang tua atau orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes atau kanker paru-paru rentan terinfeksi oleh virus Corona.
Orang tua atau lansia berisiko sakit parah jika terinfeksi. Hal itu karena kekebalan mereka yang lebih rendah dibanding kelompok usia lainnya.
Strategi yang berbahaya
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa strategi herd immunity berbahaya diterapkan.
Dicky menjelaskan, Herd Immunity atau kekebalan komunitas lebih tepat untuk menyebut kondisi apabila dikaitkan dengan sudah ditemukannya vaksin.
Sehingga, ketika vaksin belum ditemukan maka istilah Herd Immunity menurut dia kurang pas untuk pandemi Covid-19. Dicky juga menekankan bahwa pendekatan Herd Immunity sebelum ada vaksin sangat berbahaya apabila diterapkan.
"Karena ini bukan penyakit flu biasa," ungkap dia.