Cerita Pria Saat Diperkosa Kekasihnya, Pacarnya Ingin Selalu di Atas, Layani Hingga 5 Jam Sehari

Banyak kalangan pria yang mengira sangat menyenangkan jika mereka menjadi korban pemerkosaan oleh wanita.

Editor: Eko Setiawan
Tribun WOW
Ilustrasi pemerkosaan 

TRIBUNBATAM.id, UKRAINA - Pengakuan pria yang menyerah saat diperkosa kekasihnya.

Bahkan dirinya tidak bisa mengikuti permainan sang kekasih jika ingin melakukan hal tersebut.

Menderita dan menyakitkan akibat pemerkosaan tak hanya dialami wanita saja, melainkan juga dialami pria. 

Harga Daging Beku di Batam Masih Terkendali Jelang Lebaran, Stok Aman hingga 3 Bulan ke Depan

Mengenal Beragam jenis Beras, Selain Warna Putih Ternyata Ada Beras Merah, Hitam dan Cokelat

Pro Kontra Wacana Hotel di Batam Jadi Tempat Karantina TKI Pulang dari Luar Negeri

Banyak kalangan pria yang mengira sangat menyenangkan jika mereka menjadi korban pemerkosaan oleh wanita.

Namun, anggapan itu dipatahkan oleh seorang pria asal Ukraina.

Di Ukraina, seorang pria yang tak mau menyebutkan namanya saat berbagi ceritanya kepada BBC mengaku tersiksa menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh pacarnya.

Tak tanggung-tanggung, pemerkosaan tersebut dilakukan hingga mereka telah menikah.

Pria tersebut mengatakan jika pacarnya tersebut merupakan cinta pertamanya.

Begini kisahnya!

Semuanya terlihat baik-baik saja dari luar: kami sering tersenyum, punya banyak teman, banyak uang, bahagia, dan kami percaya diri.

Kami bepergian bersama ke setengah bagian dunia.

Saya tidak takut dengannya ketika kami bepergian, dia tidak akan menyakiti saya di hadapan orang lain.

Yang paling saya hindari adalah ketika saya bersamanya sendiri.

Baru belakangan ini saya sadar bahwa mantan istri saya telah memerkosa saya selama 10 tahun dengan dalih berhubungan intim.

Cinta pertama

Ira adalah cinta pertama saya. Kami bertemu ketika kami masih berusia awal 20-an tahun.

Dia yang pertama kali mengajak saya kencan. Kencan pertama tersebut menjadi awal datangnya bencana di kehidupan saya.  

Pengalaman berhubungan badan pertama saya adalah dengan Ira, dan saat itu, saya memang ingin melakukannya.

Namun, itu tidaklah normal, rasanya sakit dan agresif.

Hubungan seksual pertama kami berlangsung sekitar lima jam, dan saya merasa sakit setelahnya.

Dia sepertinya punya tujuan tersendiri bahwa setiap hubungan seksual harus berakhir dengan sperma.

Ia akan terus membantu saya sampai saya selesai, biasanya berlangsung satu sampai dua jam.

Seks harusnya menyenangkan, tetapi tidak untuk saya.

Saya tidak berpengalaman dan saya dulu menganggap bahwa bersetubuh adalah seperti itu, jadi saya selalu mengiyakan.

Namun, dalam waktu singkat saya bilang "tidak." Itu tidak menghentikannya, dan saat itulah hubungan seks kami berubah menjadi pemerkosaan.

Dianiaya jika menolak

Suatu hari saya harus pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis dalam waktu lama.

Saya takut kehilangan Ira, jadi saya mengajaknya. Saya bahkan mengajaknya menikah.

Ia menolak, tetapi ia tetap ikut saya.

Itulah awalnya. Saya capek setelah bekerja dan ingin istirahat, tapi ia mulai menuntut untuk berhubungan seks. Saya menyetujuinya satu kali, dua kali... Ia lalu berkata, "Saya ingin, saya butuh, jadi kamu harus, ayolah, saya sudah menunggu lama."

Saya menjawabnya, "Tidak, saya tidak ingin melakukannya, saya ingin istirahat, saya capek."

Ia lalu memukul saya dan saya tidak bisa berbuat apa-apa.

Ia mencakar saya sampai saya berdarah, ia juga menonjok saya.

Ia tidak akan menonjok muka saya, hanya bagian yang tertutup seperti dada, punggung, dan tangan saya.

Saya tidak melawan karena menurut saya memukul perempuan adalah tindakan yang agresif dan salah.

Diperkosa meski sedang sakit

Setiap melakukan hubungan seksual, Ira akan mendapat apa yang ia mau dan ia biasanya berada di posisi atas.

Satu waktu, saya mencoba menyewa kamar untuk saya sendiri di hotel.

Namun, saya tidak bisa bahasa setempat, jadi resepsionis hotel tidak mengerti saya. Saya pun terjebak bersamanya.

Ira pun tak mengurungkan niatnya untuk berhubungan seks dengan saya saat saya terkena infeksi saluran kemih, prostatitis, dan demam.

"Saya mencoba kabur, tetapi saya menyerah" Saya lalu kembali ke rumah orang tua saya dan tidak berencana menghubungi Ira, apalagi tinggal dengannya.

Akhir pekan adalah saat yang paling parah. Saya diperkosa pada Sabtu pagi dan Minggu malam.

Saya menghitung hari sampai saya bisa kembali ke Ukraina.

Saya pikir dengan kembali ke sana kami akan putus, tetapi saya salah. 

Tapi upaya saya untuk menghindari Ira berlarut sampai bertahun-tahun.

Kami sering bertengkar, dan saya mematikan telepon dan memblokirnya di platform manapun.

Saya biasanya sembunyi tapi ia akan mendatangi saya dan duduk di sisi lain pintu.

Ia menelpon saya dan berjanji bahwa semuanya akan baik-baik saja. Saya pun selalu kembali ke Ira, setiap saat.

Saya sangat takut sendiri. Pada awalnya, saya sering mencoba untuk putus dengannya, tapi lama-kelamaan saya menyerah.

Ia berkeras kita menikah, dan kami pun menikah meskipun saya tidak mau.

Ira cemburu dengan siapa saja: teman-teman saya, keluarga saya. Ke manapun saya pergi saya harus menelponnya.

"Kenapa saya menghadiri konferensi itu?" "Kenapa saya bertemu teman ini?" Saya harus bersamanya, dalam genggamannya.

Ia tidak bisa pergi ke mana-mana tanpa saya--saya semacam sumber hiburan baginya.

Ira tidak bekerja. Saya yang bekerja, masak, dan bersih-bersih. Kami menyewa apartemen besar dengan dua kamar mandi.

Saya dilarang memakai kamar mandi utama dan harus memakai kamar mandi tamu.

Setiap pagi saya harus menunggu sampai ia bangun tidur pukul sembilan atau sepuluh pagi, kalau tidak saya akan mengganggunya.

Dianiaya jika salah dalam berhubungan badan

Ia memutuskan kalau kami harus tidur di kamar yang berbeda, di mana kamar saya tidak ada kuncinya, jadi saya tidak bisa sendiri.

Setiap saya melakukan kesalah dalam berhubungan badan, ia akan berteriak dan memukul saya.

Ia terus berkata pria macam apa yang ia butuhkan dan apa yang seharusnya pria itu lakukan.

Saya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya melakukan apapun yang dimintanya untuk menghindari kemarahannya--dan ini yang terjadi berikutnya.

Hal itu membuat harga diri saya hacur.

Bebas usai bercerai

Hari paling bahagia dalam hidup saya adalah ketika saya mendapat surat resmi perceraian setelah berjuang keras untuk mendapatkannya.

Beberapa hari setelah bercerai saya berteriak: "Kamu memerkosa saya!" kepada Ira.

"Saya memerkosa kamu? Lalu kenapa?" katanya.

Saya tidak tahu bagaimana menjawabnya, sampai sekarang.

Di satu sisi, ia mengakui perbuatannya, tapi ia juga menertawakannya.

Saya pulang ke rumah orang tua saya dan secara perlahan membatasi kontak dengan Ira.

Saya keluar dari pekerjaan saya dan tinggal di rumah selama beberapa minggu.

Saya takut Ira ada di luar sana, mengamati saya. Suatu hari Ira datang lagi dan mengetuk pintu rumah, menendangnya dan berteriak. Ibu saya takut.

aya tersenyum dan berkata, "Bu, bisa Anda bayangkan bagaimana saya dulu.."

Trauma disentuh lawan jenis

Setelah berpisah dari Ira saya tidak punya kepercayaan diri saat berjumpa dengan teman-teman saya.

Saya juga tidak tahu bagaimana cerita ke teman-teman soal pengalaman saya.

Saya mencari kelompok dukungan, tapi di Ukraina kelompok itu hanya ada untuk perempuan.

Akhirnya saya menemukan komunitas online untuk pria dari San Francisco.

Psikoterapis pertama yang saya temui di Ukraina mencemooh saya: "Itu tidak mungkin terjadi--ia perempuan dan kamu laki-laki.

" Jadi saya berpindah-pindah ke enam spesialis dan akhirnya saya mendapatkan bantuan. Saya baru mengijinkan orang memegang tangan saya delapan bulan kemudian

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Pengakuan Pria yang Diperkosa Pacarnya, Ditonjok Jika Tak Layani Nafsu Kekasih 5 Jam Dalam Sehari

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved