HUMAN INTEREST
KISAH Tim Medis RSBP Batam Operasi Pasien Covid-19, Bertaruh Nyawa Hingga 6 Jam, Gunakan APD Level 3
Awalnya pasien itu mengalami kecelakaan tunggal di Batam Center, pada Rabu (20/5/2020) malam dan sempat dibawa ke satu rumah sakit di Batam.
"Iya lumayan kerja keras dan ekstra lah, semua pasien yang menjalani perawatan isolasi kan harus dilakukan swap pengambilan sample, sehingga kita tau hasil swapnya," ujar Eny.
Dan untuk metode pengambilan swap, kata Eny bukan lah hal yang mudah. Ada beberapa tahapan, dan itu cukup sakit, maka pasien harus dapat menahan rasa sakit itu.
Beberapa tahapan swap pasien, Eny menerangkan pertama swap hidung, dalam pengambilan swap kota harus masukan alat ke dalam hidup sepanjang 8 cm, kemudian ada swap paru jadi kita ambil dahaknya dan swap darah reagen.
Namun dalam pengambilan swap, Eny mengaku kerap parno. Namun ia harus tetap selalu waspada. "Iyaa tentu ada rasa takutlah, soalnya mereka yang kita ambil swapnya pasien confirmasi covid-19, sebagian pasien PDP dan ada juga ODP serta memiliki riwayat penyakit," katanya.
"Jadi petugas analis laboratorium itu harus mampuh melawan rasa takut, rasa jijik dan siap bekerja ekstra," ungkap Eny.
Diusianya yang tak lagi muda, namun Eny mampu menyelesaikan swap terhadap puluhan pasien setiap harinya.
"Waktu itu pernah dalam sehari saya lakukan swap untuk 29 orang pasien, jadi nonstop hampir seharian menggunakan APD dengan mereka pasien covid-19," ungkapnya.
Swap tidak hanya untuk orang dewasa, bahkan dikatakan Eny ia pernah melakukan swap terhadap anak kecil dan itu membuatnya cukup menahan rasa pilu.
Sejak tahun 1995, Eny, wanita kelahiran Kediri, Jawa Timur itu sudah mengabdikan dirinya jadi tim analis laboratorium di Rumah Sakit Badan Pengusaha Batam (RSBP) yang dulunya lebih dikenal dengan RSOB itu.
25 tahun lamanya bekerja di rumah sakit membuat Eny sudah terbiasa dengan pekerjaan yang beresiko.
Dari 3 cerita pengalaman tim medis itu, tak kalah menarik cerita Siti Amina, petugas kamar jenazah RSBP yang pernah mengubur mayat covid-19 pada malam hari.
Pengalaman Siti Amina, wanita paru baya yang kerap disapa Ninuk itu bahkan bahkan memiliki cerita yang lebih tragis bak sinetron Sumanto.
"Iya heroik sekali lah, perdana mewrapping pasien covid-19 hingga menguburnya dengan menggunakan seragam APD bak robot hingga ke pemakaman," ujar Ninuk.
Dengan wajah terbayang, Ninuk pun mengungkapkan kisah haru perjuangan yang pernah dilaluinya saat memakamkan jenazah pasien confirmasi dan jenazah pasien PDP.
Kemarin itu, kata dia kita hanya bertiga mengubur jenazah. Pernah sekira pukul 21:00 WIB dan pernah pukul 02:00 WIB dini hari.
Waktu itu sempat kita pernah terkendala APD, dan terpaksan harus menggunakan jas mantel hujan.
Bahkan, lanjut Ninuk saat penguburan malam itu diguyur hujan deras. Namun tanggungjawab memakamkan harus segera kita lakukan. "Ahk,, tak terbayanglah. Namun itu harus saya lalui," kata Ninuk dengan nada sedih.
Diusia Ninuk yang tak lagi muda, namun ia harus menjalani profesi ini.
"Usia saat ini 54 tahun, bulan depan sudah 55 tahun. Tapi masih strong dan semangat kok," tandas Ninuk dengan nada gigih semangat.
Dirangkum dalam bincang santai, tim medis mengungkapkan kisah perjuangan yang dilalui untuk mendorong semangat satu sama lainnya.
Agam kembali menyampaikan, bincang santai ini untuk menyampaikan bahwa sederet cerita perjuangan yang dialami petugas untuk mendorong agar masyarakat dapat bersama-sama melawan wabah Covid-19 di kota Batam.
"Atas kerja keras tim dan perjuangan, tentu menjadi keberhasilan dan konsistensi manajemen rumah sakit untuk memerangi wabah ini," kata Agam.
Saat ini, kata Agam bukti nyata kerja keras tim medis terlihat nihilnya pasien covid-19 di RSBP yang dirawat.
"Semuanya sudah sehat, sembuh dan pulang. Semoga tidam ada lagi yang masuk," ujarnya.
Saat ini ada 32 ruang isolasi untuk 32 pasien covid-19 di RSB telah kosong.
16 di antaranya untuk ruang confirmasi dan 16 ruang PDP.(TribunBatam.id/Bereslumbantobing)