HUMAN INTEREST

Warga Flores Ini Bingung Saat di Anambas, Sempat Tidur di Pelabuhan, Ingin Jumpa Bupati Bantu Pulang

Tak hanya memikirkan nasibnya, Mus mulai memikirkan kesehatan pada bagian pncernaannya. Ia hanya ingin pulang ke kampung halamannya.

TribunBatam.id/Rahmatika
Mus (56) pria asal Maumere, Flores datang ke Anambas untuk mencari kerjaan. Ia sempat tidur selama 3 hari di Pelabuhan Tarempa karena bingung tidak punya tujuan dan keluarga. 

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Pria asal Maumere, Flores bernama Mus harus merasakan dinginnya lantai Pelabuhan Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri.

Sudah beberapa hari ini, pria 56 tahun itu terpaksa tidur di sana, karena tidak memiliki keluarga di Anambas.

Kedatangannya ke Anambas pun bisa dibilang tidak sengaja. Pria yang baru memeluk agama Islam ini langsung tertarik untuk datang ke Anambas setelah ditawari pekerjaan dari kawan ketika berada di Kijang, Kabupaten Bintan.

Di kampungnya, ia begitu kesulitan mencari pekerjaan. "Tujuan saya mau cari kerjaan," ujar Mus kepada TribunBatam.id, Jumat (22/5/2020).

Mus sempat bingung ketika sampai di Anambas. Pasalnya teman satu perjalanan yang mengajak ia kerja di Anambas tidak singgah melainkan melanjutkan perjalanan menuju Kalimantan.

"Teman saya langsung ke Kalimantan, saya sampai di sini pusing dan bingung mau kemana. Tidak ada tujuan mau kemana. Akhirnya saya tidur di pelabuhan selama tiga hari. Sampai akhirnya saya ada jumpa kawan, itupun waktu tidur di pelabuhan kadang saya dapat makan kadang engga, seadanya saja," ucapnya.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, Mus berharap ia bisa mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi dirinya.

Namun malangnya sampai saat ini Mus belum mendapatkan pekerjaan tetap. Ia hanya bekerja serabut membantu pedagang di pasar mengangkut buah-buahan dan sayuran.

Seorang warga Anambas prihatin melihat keadaan Mus, menawarkan pekerjaan dan tempat tinggal di sebuah kebun kepunyaannya.

"Saya kan ngga ada tempat tinggal, saya ditawari orang buat tinggal di kebunnya sambil nanam sayur di sana. Kebun itu jauh dari orang, tidak ada orang yang tinggal di sana, lampu juga tidak ada di sana," tutur Mus.

Ini Sebab Warga Nekat Berkerumun di Pasar Aviari Batam Meski Pandemi Covid-19

124 Kabupaten/Kota Belum Terdampak Corona, Doni Yakin Kepala Daerahnya Berkomitmen Tinggi

Saat ini keinginan Mus hanya satu, ia ingin berjumpa dengan Bupati Anambas untuk meminta bantuan agar dirinya bisa pulang ke kampung halaman di Flores.

"Saya tanyakan ke orang sini gimana caranya jumpa Bupati, mau minta bantuan. Dengan keadaan seperti ini saya takut tiba-tiba saya sakit atau bagaimana tidak ada yang tau, saya tidak punya keluarga lagi," bebernya.

Mus mengungkapkan bahwa dirinya punya penyakit gangguan pada ususnya. Membuat dirinya hampir mati karena menahan rasa sakit.

Hidup seorang diri, tidak mempunyai istri dan anak membuat pria berperawakan kurus ini harus menelan pahitnya lika liku hidup.

Tak hanya memikirkan nasibnya, namun ia juga memikirkan keadaan dirinya yang saat ini sedang sakit. Tinggal jauh dari keramaian jadi ketakutan Mus jika ia tiba-tiba jatuh sakit.

Saat ditanya berapa biaya yang harus ia persiapkan agar bisa pulang ke Flores, ia katakan cukup besar menurut dirinya.

"Kalau naik kapal itu 7 hari 7 malam, saya harus ke Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, baru me Flores, paling habis uang untuk ongkos dan makan tiga jutaan lah, kalau pesawat makin mahal lagi mbak," ucapnya.(Tribunbatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved