Selama Pandemi Covid-19 Jalanan di Singapura Sepi, tapi Jumlah Pelanggaran Batas Kecepatan Naik
Selama masa pandemi Covid-19 volume kendaraan yang lalu-lalang di jalanan Singapura mengalami penurunan yang signifikan.
TRIBUNBATAM.id - Selama masa pandemi Covid-19 volume kendaraan yang lalu-lalang di jalanan Singapura mengalami penurunan yang signifikan.
Penurunan jumlah arus lalu lintas di Singapura itu diperkirakan mencapai 60 persen.
Melansir Torque.com.sg, pihak Land Transport Authority yang merupakan dinas perhubungan darat Singapura menyebutkan turunnya volume kendaraan terjadi sejak Januari 2020 atau saat mulai ada pandemi.
Kini diperkirakan hanya ada empat juta perjalanan terjadi per hari.
Padahal sebelumnya, rata-rata jumlah kendaraan yang melintas mencapai 10 juta perjalanan per hari.
Otomatis jalanan yang biasanya padat kini menjadi sepi.

Lengangnya jalanan di Singapura ini malah dimanfaatkan pengguna jalan untuk melancarkan aksi kebut-kebutan dan melanggar batas kecepatan.
Melansir Straitstimes.com, pihak kepolisian lalul lintas Singapura melaporkan sebanyak 187 kasus pelanggaran kecepatan dari total satu juta perjalanan setelah diberlakukannya 'circuit breaker'.
Circuit breaker merupakan pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah yang dimulai sejak 7 April 2020 kemarin.
Kalau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Sob.
Ia menyebutkan kini rata-rata hanya ada 80,4 juta perjalanan per bulan di Singapura setelah diberlakukannya circuit breaker, tidak termasuk bus.
Padahal sebelum adanya circuit breaker, rata-rata kasus pelanggaran kecepatan per bulan hanya 15 ribu atau 75 kasus per satu juta perjalanan dengan rata-rata 201 juta perjalanan.