Hadapi Skenario New Normal, Mahfud MD Sebut Virus Corona Seperti Istri
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD pun meluruskan perdebatan soal wacana hidup ‘new normal’
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Saat ini Pemerintah tengah mewacanakan hidup New Normal bagi masyarakat.
Hal itu dilakukan seiring keberadaan virus Corona yang dianggap tak akan dapat hilang sepenuhnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD pun meluruskan perdebatan soal wacana hidup ‘new normal’ berdamai dengan Covid-19 yang akan dicanangkan pemerintah.
Sederhananya, kata Mahfud, New Normal ini merupakan kenormalan yang baru di luar kebiasaan sebelumnya.
Ibarat orang baru menikah, kata Mahfud, maka seseorang harus membiasakan diri hidup serumah dengan pasangannya.
• Di tengah Pandemi Mengapa Mall Tetap Buka Sementara Masjid Tidak? Ini Jawaban Mahfud MD
• Di ILC, Mahfud MD Blak-blakan Kesepakatan Pemerintah Tangani Covid-19: Jangan Panik
Dalam bahasa Indonesia, kata Mahfud, Corona itu ibarat istri yang ketika seseorang mau menikahinya, dia berpikir bisa menaklukannya.
“Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu ternyata tidak bisa menaklukannya. Lalu, kemudian kamu berdamai dan hidup bersamanya, ujarnya.
Begitu pula dengan Covid-19, ujar Mahfud, mau tidak mau masyarakat harus berdamai dan hidup berdampingan dengannya.
"Membuat kenormalan yang baru karena dia kebiasaan. Karena sesuatu yang tidak bisa dihindari. Kemudian apa kita mau mengurung diri ndak? Kita menyesuaikan dengan keadaan itu tapi tetap menjaga diri. Seperti corona ini," ucap Mahfud.
Keadaan new normal itu dipandang Mahfud sebagai suatu kondisi pelonggaran terhadap pembatasan yang sebelumnya telah berjalan.
Sejumlah aturan new normal itu pun disebut Mahfud telah disiapkan Kementerian Kesehatan guna mengatur bagaimana masyarakat beraktivitas dalam lingkup new normal itu.
• Mengenal Iman Brotoseno, Sutradara Film yang Jadi Pengganti Helmy Yahya Sebagai Dirut TVRI
• Lancarkan Pencernaan hingga Kekebalan Tubuh, Apa Saja Manfaat Pepaya Untuk Kesehatan Bayi?
"Relaksasi itu bahaya, bahaya. Muncul istilah pengurangan pembatasan. Masa', pembatasan nggak boleh dikurangi. Muncul istilah new normal. Bikin kenormalan baru saja. Seperti tadi, kita tidak bias menaklukan corona, corona sudah ada di depan kita. Lalu kita yang hidup, tapi tahu bahwa ada corona," kata Mahfud.
"Apa kenormalan baru? Ya besok kalau kita bekerja misalnya. Ya pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, kemarin Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan peraturan baru protokol kesehatan di berbagai sektor," tutupnya.
Mahfud juga menilai konsepsi lockdown yang diterapkan oleh beberapa negara untuk mengantisipasi penyebaran corona bukan langkah yang tepat. Ia menilai kebijakan lockdown justru lebih banyak membunuh orang akibat corona.
Hal itu ia dapatkan dari pelbagai jurnal kesehatan yang melakukan riset terkait kebijakan lockdown.