VIRUS CORONA DI BATAM
Kasus Corona di Batam Tambah 1, Pernah Kontak dengan Pasien Nomor 49 dan 82 saat Persiapan Ibadah
Pasien merupakan jemaat pada salah satu gereja di Kota Batam, dan pernah closes contact dengan pasien nomor 49 dan 82
Warga ini merupakan close contact dari 2 pasien positif asal Kelurahan Seraya dan 1 pasien positif asal Kelurahan Tanjung Sengkuang yang terkonfirmasi positif pada Selasa (26/5/2020).
Mereka telah menjalani perawatan di RS Khusus Infeksi Galang.
"37 warga Batu Ampar yang disisir kita karantina di Rusun BP Batam di Tanjung Uncang," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Kamis (28/5/2020).
Selanjutnya, ke-37 warga yang hasil Rapid Test mereka reaktif ini akan menjalani pemeriksaan swab yang rencananya akan dilakukan pada Kamis (28/5/2020). Hasilnya akan diketahui dalam waktu dekat.
• BREAKING NEWS - Mulai 13 Juli 2020, Semua Siswa di Batam Harus Masuk Sekolah Lagi
Selain itu, di Rusun Pemko Batam ada sebanyak 264 TKI yang masih menjalani karantina sebelum dikembalikan ke daerah asal mereka.
Di salah satu hotel di Batam, juga menjadi lokasi karantina 56 WNA yang menjadi ABK kapal yang menunggu jadwal kepulangan mereka ke negara asalnya.
Didi menambahkan, Kecamatan Batu Ampar, Batam saat ini sudah menjadi episentrum atau pusat penyebaran Covid-19 di Batam.
Hal ini bermula dari temuan tambahan kasus positif di beberapa kelurahan di Batu Ampar dan gerak petugas yang melakukan penyisiran terhadap close contact dari kasus positif di sana, utamanya dari Kelurahan Seraya.
Pastikan Reagen Tersedia
Sekretaris Komisi IV DPRD Batam, Tumbur M Sihaloho meminta agar Pemko Batam memperhatikan kesiapan fasilitas kesehatan terkait upaya penyisiran terkait kasus covid-19 di Batam.
Kesiapan itu terutama ketersediaan penunjang swab test dan reagen bagi warga yang telah menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif.
Sehingga, setelah penyisiran Covid-19 di lingkungan masyarakat, warga yang disisir tidak hanya diketahui statusnya reaktif dan positif dalam rapid test.
"Kalau jumlah yang reaktif cukup banyak, bagaimana dengan swab test dan reagen," ujar Tumbur.
Dia juga meminta, Pemko tidak hanya melakukan penyisiran dengan rapid test, tanpa ada kesiapan alat reagen.
Sehingga, yang dinyatakan reaktif, tidak menunggu lama dan dalam tekanan psikologis, sebelum hasil final melalui PCR, keluar.
• Sempat Kejang hingga Diare, Bayi 15 Bulan di Batam Meninggal dan Terkonfirmasi Positif Corona
"Pemko harus memperhatikan kesiapan jika semua warga disisir. Jangan menimbulkan masalah baru. Nah rumah sakitnya cukup atau tidak untuk mengkarantina orang. Perhatikan juga sampai ke sana," tegasnya.