VIRUS CORONA DI BATAM
DAFTAR 7 Pasien Positif Covid-19 di Batam yang Dinyatakan Sembuh, Paling Banyak dari RSKI Galang
Kabar gembira! Sebanyak 7 pasien positif covid-19 yang selama ini dirawat di sejumlah rumah sakit di Batam dinyatakan telah sembuh.
Pastikan Reagen Tersedia
Sekretaris Komisi IV DPRD Batam, Tumbur M Sihaloho meminta agar Pemko Batam memperhatikan kesiapan fasilitas kesehatan terkait upaya penyisiran terkait kasus covid-19 di Batam.
Kesiapan itu terutama ketersediaan penunjang swab test dan reagen bagi warga yang telah menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif.
Sehingga, setelah penyisiran Covid-19 di lingkungan masyarakat, warga yang disisir tidak hanya diketahui statusnya reaktif dan positif dalam rapid test.
"Kalau jumlah yang reaktif cukup banyak, bagaimana dengan swab test dan reagen," ujar Tumbur.
Dia juga meminta, Pemko tidak hanya melakukan penyisiran dengan rapid test, tanpa ada kesiapan alat reagen.
Sehingga, yang dinyatakan reaktif, tidak menunggu lama dan dalam tekanan psikologis, sebelum hasil final melalui PCR, keluar.
• Sempat Kejang hingga Diare, Bayi 15 Bulan di Batam Meninggal dan Terkonfirmasi Positif Corona
"Pemko harus memperhatikan kesiapan jika semua warga disisir. Jangan menimbulkan masalah baru. Nah rumah sakitnya cukup atau tidak untuk mengkarantina orang. Perhatikan juga sampai ke sana," tegasnya.
Warga Batam Diminta Tak Cemas
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Batam Muhammad Rudi Batam, mencatat total pasien positif terpapar virus corona jenis baru hingga 27 Mei 2020, mencapai 109 orang.
"Di Batam sudah 109 orang, tidak termasuk (ABK KM Kelud) yang di Galang data di kami sementara itu," katanya, Rabu kemarin.
Ia mengatakan, saat ini ada tambahan 13 orang pasien baru, dibanding data sebelumnya.
Meski jumlah warga yang terpapar virus corona di Batam terus meningkat, namun Wali Kota meminta masyarakat tidak terlalu khawatir.
Dan tetap menjaga kesehatan dan sosial distancing.
Menurutnya, tingginya angka warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 justru menunjukkan kemampuan pemerintah mengidentifikasi untuk menangani warga yang terpapar.
Pemko Batam, terus melakukan pencarian terhadap orang-orang yang dikhawatirkan terpapar virus corona.
• Siswa di Batam Masuk Sekolah Mulai 13 Juli, Berikut Skema dan Jadwal Pembelajaran Mulai 2 Juni 2020
• BREAKING NEWS - Mulai 13 Juli 2020, Semua Siswa di Batam Harus Masuk Sekolah Lagi
Oleh sebab itu, wajar bila kemudian jumlah yang teridentifikasi terpapar terus bertambah.
Di membandingkan, berbeda dengan banyak daerah lain di Indonesia, yang hanya menangani warga yang datang mengeluh sakit.
Sedangkan di Pemko Batam, petugas yang mendatangi warga yang dikhawatirkan sakit, berdasarkan penelusuran pasien-pasien yang sudah dinyatakan positif sebelumnya.
"Jadi begini, jangan khawatir. Kalau jumlah pasian COVID bertambah, tidak usah khawatir. Kami mencari orang sakit, maka biayanya besar. Kami bukan tunggu orang sakit," tuturnya.
Hal senada dikatakan Plt Gubernur Kepri Isdianto yang memuji kinerja Wali Kota Batam dan jajarannya dalam menangani COVID-19 dengan melakukan penelusuran ke RT/RW.
"Ini menunjukkan keseriusan pemda, untuk mengetahui itu semua dengan melakukan penyisiran di tempat tempat yang dianggap ada," kata dia.
Warga Batam diminta jangan kecil hati bila saat ini menjadi zona merah.
Ia menyatakan pemerintah juga tengah fokus pada klaster penyebaran COVID-19 di dalam kota. Karenanya dibutuhka peran serta masyarakat.
Sementara itu, terkait gencarnya Pemko Batam melakukan penyisiran di sejumlah wilayah, Sekretaris Komisi IV DPRD Batam, Tumbur M Sihaloho meminta agar Pemko Batam memperhatikan kesiapan fasilitas kesehatan terkait upaya penyisiran terkait kasus covid-19 di Batam.
Kesiapan itu terutama ketersediaan penunjang swab test dan reagen bagi warga yang telah menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif.
Sehingga, setelah penyisiran Covid-19 di lingkungan masyarakat, warga yang disisir tidak hanya diketahui statusnya reaktif dan positif dalam rapid test.
"Kalau jumlah yang reaktif cukup banyak, bagaimana dengan swab test dan reagen," ujar Tumbur.
Dia juga meminta, Pemko tidak hanya melakukan penyisiran dengan rapid test, tanpa ada kesiapan alat reagen.
Sehingga, yang dinyatakan reaktif, tidak menunggu lama dan dalam tekanan psikologis, sebelum hasil final melalui PCR, keluar.
• Sempat Kejang hingga Diare, Bayi 15 Bulan di Batam Meninggal dan Terkonfirmasi Positif Corona
"Pemko harus memperhatikan kesiapan jika semua warga disisir. Jangan menimbulkan masalah baru. Nah rumah sakitnya cukup atau tidak untuk mengkarantina orang. Perhatikan juga sampai ke sana," tegasnya.
(tribunbatam.id/Hening Sekar Utami/Roma Uly Sianturi/Leo Halawa)