BATAM TERKINI
Razia Tambang Pasir Diduga Sudah Bocor, Petugas Hanya Angkut Pipa dan Escavator
Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan (Ditpam BP) Batam mengamankan lima set mesin pompa dan satu unit beko 04 warna biru.
"Gampang sajakan kalau memang Ditpam serius, lihat saja kalau ada pasir warna kuning dan warna merah. Itu sudah jelas dari Barelang, soalnya kalau pasir dari Nongsa warna putih. Kalau pasir laut warna putih juga,"katanya.
Ia mengatakan di Batam hanya ada satu tempat pengambilan pasir bukit."Kalau pasir bukit jelas dari Barelang, kalau pasir rawa berarti dari Nongsa, kalau pasir laut entah,"katanya.
Razia tambang pasir yang dilakukan Direktorat Badan Pengamanan (Ditpam BP) Batam, membuat warga sekitar kehilangan pekerjaan. Pasalnya selama ini pekerja di tambang pasir di jalan trans Barelang adalah warga sekitar.
"Tidak ada lagilah kerja, semua sudah diratakan oleh Ditpam, nunggu lagilah,"kata warga.
Warga sekitar yang namanya tidak mau ditulis mengaku mereka selama ini mau bekerja di lokasi hanya untuk menyambung hidup."Sekarang nyari kerja susah. Ini bukan masalah legal dan ilegal. Kita butuh makan,"kata warga.
Mereka mengaku selama ini mendapatkan upah untuk mengangkut pasir ke dalam mobil."Kalau satu lori itu biasanya Rp 600 ribu dan satu lori bisa sampai tiga empat orang. Ya lumayan lah bisa dapat sedikit uang,"katanya.
Di tempat terpisah pemilik lori pengangkut pasir juga merasakan imbas dari razia yang dilakukan oleh Ditpam BP Batam tersebut."Habislah kalau tambang pasir ditutup, padahal biasanya sekali angkut masih bisa dapat Rp 500 ribu,"katanya.
Ia yang juga pemilik lori di Sagulung mengatakan usaha sewa lori selama ini lebih banyak digunakan oleh penambang pasir."Kalau tambang pasir sudah tidak ada mau dapat uang masuk darimana lagi kita,"paparnya.
Penambangan di sekitar waduk membuat Waduk Tembesi tercemar oleh ulah penambang pasir ilegal. Waduk Tembesi yang awalnya ditargetkan bisa menghasilkan 600 liter perdetik, dan menjadi sumber air dimasa yang akan datang dikhawatirkan tidak tercapai karena kondisi waduk yang sudah memgalami pendangkalan.
Waduk mengalami pendangkalan karena tambang pasir yang beroperasi di pinggir waduk mengalirkan lumpur ke dalam waduk yakni tanah bekas pencucian pasir yang dikeruk dari atas bukit.
Hajat, paslin BP Batam, mengatakan saat ini kondisi waduk Tembesi sudah sangat memprihatinkan karena sudah mengalami erosi dan pendangkalan. Sementara sesuai dengan rencana dan fungsi waduk Tembesi direncanakan bisa menampung air hujan."Kalau seperti ini kondisinya bagaimana lagi menampung air hujan,"kata Hajat.
Dia mengatakan selain tambang pasir, alih fungsi sepanjang bibir waduk menjadi kebun memperparah kondisi air di dalam waduk."Kita sangat prihatin melihat kondisi waduk Tembesi,"kata Hajat.
• Anggota Polsek Nongsa Minta Keterangan Tokoh Masyarakat, Ungkap Penemuan Tengkorak di Tanjung Bemban
Kini waduk sudah berubah menjadi kuning karena lumpur yang dialirkan langsung ke dalam waduk. Bukan hanya itu permukaan waduk juga terlihat semakin luas karena banyaknya lumpur yang mengalir ke dalam waduk. Sementara di sisi lain pemotongan bukit juga terjadi hampir di seluruh pinggiran waduk Tembesi.(ian)